Ketua PWI Sumut: Jangan Pernah Kita Membiarkan Koran Ini Mati

oleh -
oleh
Ketua PWI Sumut: Jangan Pernah Kita Membiarkan Koran Ini Mati 1
H Farianda Putra Sinik

Medan (Dayak News) – Pada masa Covid-19 ditambah adanya percepatan digitalisasi, nasib surat kabar makin tergerus dan terimbas parah sehingga perlu dukungan kuat dari pemerintah.

“Jangan pernah kita membiarkan surat kabar ini mati atau menjadi sejarah. Surat kabar ini media perjuangan,” tegas H Farianda Putra Sinik, Ketua Serikat Perusahaan Pers (SPS) yang juga Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Utara Sabtu (21/10/2023).

Farianda berbicara pada acara Workshop Jurnalistik Depth News Era Digital yang digelar PWI kolaborasi dengan SPS Sumut di Grand Antares Jalan Sisingamangaraja Medan Sabtu (21/10).

Workshop digelar untuk penguatan jurnalistik Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Utara kerja sama dengan Serikat Perusahaan Pers (SPS) Cabang Sumut

Farianda mengatakan media cetak terus tergerus digitalisasi. Kalau media online mengejar kecepatan. Sedangkan media cetak punya waktu longgar untuk pemuatan berita.
Oleh karena itu bagaimana supaya masyarakat tetap membaca media cetak.

“Kami tetap optimis jika media cetak terus berubah mengikuti era digitalisasi dengan pemberitaan yang mendalam atau indepth news,” tegas Farianda

Menurut Farianda, media koran ini merupakan media perjuangan karena banyak yang terbit masa perjuangan kemerdekaan. Kalau media cetak, bisa tangkis sana sini. “Orangtua saya, Ibrahim Sinik pemilik Medan Pos selalu pakai sandal jepit. Saat masa perjuangan, ada yang bertanya kepadanya mana Ibrahim Sinik? “Disana, kata ayah saya.”

Jadi surat kabar ini walaupun percetakannya diserang bisa pakai mesin lain. Itulah media koran, media perjuangan yang tidak boleh mati di era digitalisasi sekarang.

Menurut Farianda, selain berapa metode dilakukan untuk mempertahankan media cetak, juga butuh bantuan pemerintah. Dulu ada advertorial. Di era Gubsu Edy Rahmayadi pernah ada imbauan ke bupati walikota untuk membuat advertorial di media.

“Kami cuma berharap ada bantuan dan sentuhan dari pemerintah. Sukseskanya Sumatera Utara ini kalau media mendukung. Tapi tak berhasil kalau media memboikot,” kata Farianda.

Setelah Covid-19 selesai, katanya, koran tetap terkena imbas Covid-19 sampai sekarang. “Kami ibarat mobil, kalau mogok perlu didorong sedikit saja supaya jalan. Bagaimana mendorong surat kabar tadi, jadi pemerintah perlu mendorongnya,” jelas Farianda.

Kita ingin koran tetap terbit. Dimana sekarang kertas dan alat alat cetak terus naik. Jujur saja kami ‘main silat”. Iklan saja tarifnya sangat variatif, tidak terkontrol lagi. “Jadi pemerintah perlu mendorong media,” jelas Farianda lagi.(Said Kamal Dewa S.Sos)

 

 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.