Oleh : Christian Sidenden (Redaktur Senior Dayak News)
Dayak News – Kita mengobrolkan saja soal program unggulan dari Presiden Prabowo dan Wapres Gibran dalam Kabinet Merah-Putih. Salah satunya itu adalah Makan Bergizi Gratis (MBG).
Program ini ditujukan kepada siswa-siswi sekolah dasar dan menengah.
Menurut data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (KemendikbudRistek) pada tahun ajaran 2023-24 terdapat jumlah siswa-siswi sekolah dari SD sederajat, SMP sederajat dan SMA/SMK sederajat – 55 juta jiwa.
Dari besaran coverage yang mau dibiayai MBG-nya ini, maka anggaran yang “sudah ready” Rp71 Triliun di APBN 2025 bagaimana itu dilaksanakan?
Baiknya secara filosofis dulu dipikirkan. Masalah-masalah utama dari asupan gizi pada makanan bagi anak-anak di Indonesia (termasuk yang tidak sekolah) ada lima kategori. Kategori pertama stanting atau tidak optimalnya pertumbuhan jasmani anak. Kategori kedua wasting atau gizi buruk akut. Kategori ketiga anemia atau kurang darah. Kategori keempat kurang tinggi badan. Dan kategori kelima adalah kurang imbang indeks massa tubuh (kurus dan kegemukan).
Secara umum kelima kategori persoalan tidak merata perolehan asupan gizi pada anak-anak ini diakibatkan bersama-sama dari pola makan tidak sehat, tingkat kesejahteraan keluarga dan kedisiplinan untuk makan tepat waktu.
Pola makan jelas berkaitan dengan apa bahan makanan yang dimakan dan bagaimana diolahnya makanan itu. Seorang anak usia 10-15 tahun itu memerlukan antara 1400 kilo kalori (kkal) sampai 1700 kkal energi dari makanannya setiap hari. Kurang dari itu akan menyebabkan masalah pada tingkat keaktifan anak-anak.
Karbohidrat merupakan senyawa yang berperan sebagai pembakar bagi metabolisme dalam tubuh manusia. Dari energi makanan itu, maka komposisi karbohidrat itu antara 45-50 persen dari 1700 kkal tersebut.
Sedangkan kebutuhan protein yang membangun sel-sel pada manusia itu, pada anak-anak usia sekolah antara 28 gram sampai 35 gram per hari. Bahan-bahan asupan protein itu bisa dari hewani daging-ikan-telur dan dari nabati seperti tempe-tahu-kacang-kacangan.
Setelah itu maka nutrisi bagi anak-anak itu juga memerlukan sejumlah serat dan vitamin. Serat itu dibutuhkan sekitar 30 persen dari 1700 kkal energi makanan tiap hari.
Tentunya vitamin-vitamin ada dalam kandungan makanan yang dimakan itu juga. Dapat pula disediakan secara terpisah dalam bentuk tablet atau sirup.
Susu merupakan sumber bagi vitamin D yang berguna bagi manusia untuk pertumbuhan dan kesehatan tulang rangka manusia. Dalam program MBG ini disebut susu sebagai minuman penyertanya. Pokoknya kita akan kembali pada tema makanan empat sehat lima sempurna.
Pola makan yang salah selama ini adalah “asal kenyang”. Hal ini yang membawa pada masalah-masalah gizi buruk dan tidak sesuainya indeks massa tubuh dalam pertumbuhan.
Pertumbuhan manusia yang sehat itu mencakup otak dan organ-organ tubuh. Sebab otak dipakai untuk berpikir, maka harus diberikan makanan dan nutrisi yang cukup. Begitu pula pertumbuhan organ-organ tubuh lainnya. Sedapat mungkin dari pola makan dan kandungan gizi cukup untuk kesemua itu bisa tumbuh kembang.
Filosofi MBG ialah melalui kesuksesan ini dilaksanakan setiap tahun akan memberikan hasil manfaat dalam 10-20 tahun ke depan. Dengan tersedianya sumberdaya manusia Indonesia pada usia produktif 25-60 tahun ketika dicapai taraf Indonesia Emas 2045. Saat itu jumlah penduduk produktif (bonus demografi) adalah 50 persen dari 325 juta jiwa penduduk atau sekitar 162,5 juta jiwa. Suatu angkatan kerja yang luar biasa.
Jika kekuatan SDM itu tidak mampu mendongkrak ekonomi dan kesejahteraan Indonesia akan sangat disesalkan – bersambung. (*)