Memang Republik Gak Boleh Nuansa Kerajaan?

oleh -
oleh
Memang Republik Gak Boleh Nuansa Kerajaan? 1
Bambang Pacul atau Ir. Bambang Wuryanto, MBA, elit partai PDI-P. (foto/Ist)

Oleh : Christian Sidenden (redaktur senior Dayak News)

Dayak News – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tidak pernah berhenti menghasilkan kader-kader hebat mumpuni dan lengkap. Termasuk seorang Bambang Wuryanto atau yang akrab disapa pak Bambang Pacul. Saat ini beliau adalah Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jawa Tengah. Dalam periode 2019-2024 Bambang Pacul adalah Ketua Komisi III DPR RI membidangi pengawasan masalah Hukum dan Pemerintahan.

Bambang Pacul merupakan elit partai Banteng Merah dengan segudang pengalaman dan ilmu kehidupan. Melalui akun tiktok PDI PayLater, Bambang menyebut bahwa dinasti politik itu sesuatu yang harus kita terima. Sejauh sistem pewarisan dari orang tua pada anaknya atas “kerajaan politik” itu baik dan lurus, tidak mengapa. Bahkan dalam dunia bisnis, itu wajar, bahwa orang tua mewariskan kerajaan bisnis itu bukan pada siapa-siapa selain pada anaknya.

Kita harus bisa menerima trah atau dinasti dalam sistem perpolitikan di Indonesia. Inilah watak atau karakter “kerajaan” dalam sistem kita bernegara sekalipun disebut republik. Lho, apa boleh sistem republik dan sistem kerajaan itu dicampur? Bambang Pacul mengatakan, ya boleh, siapa bilang tidak boleh. Selama maksud dan tujuan dari pewarisan kerajaan politik atau kerajaan bisnis itu baik dan benar, ya boleh.

Kita harus menghormati keturunan Bung Karno, kita juga harus menghormati keturunan Pak Harto, dan semua Bagong-bagong Politik di Indonesia. Karena mereka itu adalah leluhur politik kita semua, begitu ujar Bambang Pacul di hadapan khalayak pendengar kajian ilmu kehidupan yang beliau asuh.

Bambang Pacul merupakan suatu kelanjutan dari tipikal elit partai yang menjadi roh pertimbangan partai, melanjutkan tokoh-tokoh seperti Sabam Sirait dan Sidarto Danusubroto dulu. Mereka-mereka yang menjadi suara-suara penyeimbang dalam barisan kaum nasionalis Banteng itu.

BACA JUGA :  Integrasi Fisika Nuklir, Fisika Tachyon, Metafisika & Sufistik dalam Moderasi Agama: Transformasi Diri dari Manusia Semu Menuju Manusia Sejati, Kesadaran Wahdatul Wujud & Kedekatan dengan Alloooh

Saya bukan hanya setuju dengan apa yang disampaikan dan diajarkan Bambang Pacul, bahkan sudah mengatakan juga dulu, seiring putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK), yang diketuai oleh Prof. Jimly Asshiddiqie bahwa beda kita dengan Kerajaan Inggris itu adalah kita Indonesia republik bernuansa kerajaan sedangkan Inggris adalah kerajaan bernuansa republik. Kita harus biasa menerima dalam sistem politik di negeri kita itu ada trah-trah atau dinasti-dinasti politik. Lha, memang kita ini di tiap daerah memang ada basis kerajaan-kerajaannya koq. Mengapa kita tidak menyadari hal itu.

Dengan kata lain, Bambang Pacul telah menyebut bahwa Joko Widodo sebagai presiden dua periode (2014-2024) juga telah menjadi satu lagi dinasti politik baru dengan dilanjutkan oleh Gibran Rakabuming Raka yang menjadi cawapres dari Capres Prabowo Subianto. Sedangkan Prabowo adalah kelanjutan dari dinasti politik Prof Soemitro Djojohadikusumo dan pak Harto sekaligus. Seperti juga Megawati Soekarnoputri adalah kelanjutan dari dinasti Bung Karno atau bahkan Agus Harimurti Yudhoyono adalah kelanjutan dinasti pak SBY sebelumnya. Sejauh tujuan maksud nya baik dan benar, ya tidak apa menerima dinasti politik itu sesuai prosedur pemilu. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.