Membaca Peta Pencalonan di Pilkada Kalteng 2024

oleh -
oleh
Membaca Peta Pencalonan di Pilkada Kalteng 2024 1
foto ilustrasi

Oleh : Christian Sidenden, (Redaktur Senior Dayak News)

Dayak News – Tanggal 27 hingga 29 Agustus ini merupakan jadwal pendaftaran bakal calon (balon) Pemilu Kepala Daerah Provinsi Kalimantan Tengah.

Sementara ini baru bisa dipastikan yang memperoleh rekomendasi dari parpol-parpol parlementer ada dua balon. Masing-masing Nadalsyah (Partai Demokrat) dan Abdul Razak (Partai Golkar). Dalam arti yang juga memenuhi syarat dukungan kursi (20 persen) dan dukungan suara (25 persen) dari hasil rekapitulasi Pemilu KPU.

Sementara itu, beredar kabar bahwa menjelang deadline pendaftaran muncul pula balon-balon lainnya. Ini dimungkinkan dengan terbitnya tinjauan hukum dari Mahkamah Konstitusi RI nomor 60 yang menyulut bola salju baru kemunculan kontestan non-parlemen.

Hanya saja, yang patut dipertanyakan adalah status keanggotaan dari parpol balon-balon itu jika ngotot maju.

Nadalsyah dikatakan akan memboyong Sigit Karyawan Yunianto dari PDI-P sebagai pasangannya. Sedangkan jika Willy M. Yoseph juga kader PDI-P sementara ini. Dipastikan tak mungkin KPUD menerima pendaftaran balon dengan parpol yang sama. Tetapi, masih beberapa hari lagi sebelum pendaftaran, semua bisa diatur dan menyesuaikan posisi.

Saya menduga Sigit bisa akan ditarik dari pencalonan yang sudah diterima dari Ketum PDI-P ibu Megawati, guna menerima tugas menjadi anggota DPR terpilih menggantikan Agustiar Sabran, yang mundur.

Persoalannya, rekapitulasi suara perolehan legislatif terpilih untuk DPR pusat dari PDI-P Kalteng adalah Agustiar Sabran, kemudian Willy M. Yoseph, dan Sigit KY. Jadi ini kocok ulang, Sigit KY akan mengamankan kursi DPR mengganti Agustiar yang mundur dan Willy maju di Pilkada. Beginilah keadaan perpolitikan di daerah ini.

Hal yang akan membuat posisi Nadalsyah menjadi sulit karena dukungan kursi maupun suara harus juga menyesuaikan. Sementara Abdul Razak meskipun berganti pasangan (katakanlah) dengan Sri Suwanto, tidak masalah karena sudah memadai kursi 9 akibat gabungan Golkar dan Perindo.

BACA JUGA :  KOMINFO GUMAS TERGETKAN RP 128 JUTA PENDAPATAN DARI MENARA TELEKOMUNUKASI

Pilkada jauh lebih sulit dianalisa dibanding Pileg dan Pilpres, karena jumlah peserta dan preferensi kepentingan lebih beragam. Kita tunggu saja hingga tanggal 27 Agustus ke depan, akan apa yang akan terjadi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.