DP3APPKB Kalteng Gelar Pelatihan SIMFONI PPA: Perkuat Komitmen Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindak Kekerasan

oleh -
oleh
DP3APPKB Kalteng Gelar Pelatihan SIMFONI PPA: Perkuat Komitmen Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindak Kekerasan 1

Palangka Raya (Dayak News) – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) terus memperkuat komitmennya dalam melindungi perempuan dan anak dari tindak kekerasan. Komitmen ini diwujudkan dalam pelaksanaan Pelatihan Pencatatan dan Pelaporan Kasus Kekerasan pada Senin (14/7/2025), bertempat di Royal Crown, Lantai 3 Aquarius Boutique Hotel, Kota Palangka Raya.

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya lembaga penyedia layanan penanganan bagi perempuan korban kekerasan di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota. Fokus utama pelatihan adalah optimalisasi pemanfaatan aplikasi SIMFONI PPA sebagai sistem pencatatan dan pelaporan kasus kekerasan berbasis digital.

Kepala Dinas P3APPKB Provinsi Kalimantan Tengah, Linae Victoria Aden dalam sambutannya menyampaikan bahwa sistem data yang akurat, terkini, dan terintegrasi menjadi tulang punggung dalam merancang kebijakan pembangunan di bidang perlindungan perempuan dan anak.

“Data adalah kunci. Tanpa data yang valid dan terstruktur, kita tidak akan mampu menyusun program yang tepat sasaran. SIMFONI PPA menjadi sarana yang sangat penting dalam merekam realitas lapangan dan menjadikannya dasar kebijakan yang berkeadilan,” ujar Linae.

Ia menekankan bahwa sistem SIMFONI PPA tidak hanya berfungsi mencatat angka kasus, tetapi juga menyajikan informasi lengkap mengenai profil korban, jenis kekerasan, lokasi, serta pelaku. Data tersebut menjadi instrumen penting dalam proses penanganan kasus, perencanaan kebijakan, serta evaluasi terhadap efektivitas program yang berjalan.

Namun demikian, Linae juga mengakui bahwa di lapangan masih terdapat berbagai tantangan dalam pengelolaan data, mulai dari keterbatasan SDM, infrastruktur yang belum merata, hingga minimnya sinergi antar lembaga.

“Dengan pelatihan ini, kami berharap para petugas layanan, operator, dan admin SIMFONI di seluruh tingkatan dapat memperkuat kompetensinya, sehingga ke depan pencatatan dan pelaporan dapat dilakukan secara maksimal dan real time,” tegasnya.

Mengakhiri sambutannya, Linae mengajak seluruh peserta untuk menjadi garda terdepan dalam memperkuat sistem perlindungan perempuan dan anak di Kalimantan Tengah.

“Dengan gotong royong, kita ingin memastikan bahwa tidak ada satu pun korban kekerasan yang luput dari perhatian. Melalui data yang kuat, kita bisa berbuat lebih banyak untuk melindungi mereka,” tukas Linae.(Mar/Dst)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.