Palangka Raya (Dayak News) – Menyikapi banyaknya Kasus Bunuh diri dalam beberapa bulan belakangan ini terkhususnya dikota Palangka Raya, ternyata mendapat sorotan dan perhatian dari Seorang ahli Jiwa atau Psikolog, yakni Dini Novita.
Saat dijumpai Awak media belum lama ini, Dini Novita mengatakan, saat ini kesehatan mental menjadi salah satu pemicu seseorang untuk mengakhiri hidupnya. Jika seseorang mengucapkan akan melakukan bunuh diri, maka hal tersebut akan benar-benar terjadi.
“Untuk faktor yang sangat mendorong seseorang melakukan tindakan bunuh diri, biasanya faktor ekonomi dan sosial. Apabila seseorang merasa tidak memiliki teman cerita dan orang yang dipercaya untuk menceritakan permasalahannya. Hal tersebut bisa menyebabkan muncul ide yang sesaat salah satunya untuk bunuh diri,” katanya.
Lanjut Dini, ada pula Faktor lain pemicu seseorang melakukan bunuh diri, yakni sakit yang tidak kunjung sembuh, konflik antar keluarga atau broken home, putus cinta, maupun gangguan psikologis seperti depresi dan skizoprenia hingga berhalusinasi seperti ada yang menyuruhnya untuk bunuh diri.
Menurutnya juga, Bunuh Diri menjadi solusi bagi orang yang depresi, distorsi dan transisi budaya memengaruhi perilaku seseorang untuk melakukan bunuh diri.
“Tingkatan stres seseorang juga mempengaruhi timbulnya halusinasi. Seseorang akan melakukan tindakan bunuh diri yang juga bisa disebabkan oleh perasaan bingung karena keterputusaan sosial dan tidak merasa menjadi bagian dari masyarakat. Ciri-ciri orang yang depresi hingga berpotensi terjun ke hal tersebut, bisa dilihat saat dirinya yang mulai Introvert atau menutup diri dari lingkungan. Hal tersebut memicu seseorang mulai paranoid, sering takut, cemas dan emosi kurang stabil,” jelas Dini.
Lebih lanjut, Dini Novita menuturkan apabila seseorang ingin bunuh diri biasanya sulit untuk diketahui, karena mereka yang ingin mengakhiri hidupnya akan selalu diam-diam merencanakannya.
Apabila seseorang merasa sudah sangat depresi hingga level tinggi, bunuh diri akan dijadikan jalan termudah baginya atau biasanya sering disebut sebagai jalan pintas.
“Mungkin saja mereka pernah menceritakan masalahnya kepada orang lain, namun teman bicaranya tersebut dirasa tidak bisa menangkap ceritanya dengan baik. Bukannya mau bercerita untuk mengeluarkan masalahnya, mereka akan mulai merasa takut dengan mengurung diri dan menyimpan masalah untuk dirinya sendiri,” ujarnya.
Oleh karena itu, kepada orang terdekat yakni keluarga, teman atau rekan-rekannya diharapkan lebih memperhatikan perilaku atau kondisi dari seseorang yang memiliki kecenderungan bunuh diri.
“Sebagai orang terdekat selayaknya, siap untuk mendengar keluhan terkait permasalahan yang diderita seseorang yang akan melakukan bunuh diri. Apapun yang diceritakan pelan-pelan dipahami, dan apabila tak kunjung mendapatkan solusi permasalahannya, arahkan dirinya ke profesional yakni prikolog terdekat untuk diberikan konsultasi,” sebut Dini.
Sementara itu, Dini mengharapkan pelaku yang ingin mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri, untuk bisa berpikir secara kritis terutama ketika menghadapi permasalahan.
“Untuk orang-orang yang saat ini sedang merasa kesepian, merasa sedih ataupun sering merasa cemas hingga berkeringat yang berlebihan, disarankan untuk berkonsultasi ke tenaga profesional yakni psikolog atau psikiater. Dirinya juga harus melakukan aktivitas yang bernilai positif, dan mengembangkan hubungan sosial positif. Dengan melakukan kegiatan yang positif, orang tersebut pun akan disibukkan sehingga permasalahannya tidak terlalu menjadi beban untuk dirinya,” pungkasnya. (AJn)