Palangka Raya (Dayak News) – Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) mengadakan acara tahunan, Bible Camp dan Gathering Seniors se-Indonesia. Kegiatan ini akan dipusatkan di Kota Cantik Palangkaraya dan Kabupaten Pulang Pisau.
Seperti diketahui di seluruh Indonesia, kini terdapat setidaknya 95 cabang GMKI kepengurusan di tiap kota memiliki perguruan tinggi.
GMKI sendiri lahir sebagai anak kandung Gereja pada 9 Februari 1950 sebagai penggabungan dua organisasi kemahasiswaan Kristen pada waktu itu, yaitu Christelijke Studenten Vereeniging (CSV) op Java dan Persatuan Mahasiswa Kristen Indonesia (PMKI).
Kegiatan Bible Camp dan Gathering Seniors GMKI ini menurut jadwal berlangsung dari tanggal 13 hingga 16 September 2024. Terdapat Perkumpulan Nasional Seniors yang menjadi forum koordinator atas kerjasama dengan Pengurus Pusat GMKI periode 2023-2025. Kegiatan nasional ini akan dirangkaikan dengan berbagai kegiatan sasaran. Antara lain diskusi situasi terkini bangsa dan negara, ibadah bersama di gereja-gereja baik di Palangkaraya dan di Pulang Pisau, pembagian sembako, dan penanaman pohon bagi perbaikan lingkungan.
Ketua Panitia, Andriani, senior GMKI Palangkaraya menyebutkan diperkirakan yang hadir seniors dari mana-mana sekitar 200-an orang. Selain itu masih ditambah mengikuti wisata susur sungai Kahayan dan melihat kawasan wisata air hitam (black water) Sabangau.
Terakhir kali forum Kongres GMKI ke-20 diadakan di kota ini, tahun 1986 lalu. Ketika itu belum ada jalan darat dari Banjarmasin ke Palangkaraya. Para peserta Kongres menaiki bis air dan speed boat untuk sampai ke kota ini. Masih lewat sungai transportasinya saat itu. Untuk itu bagi seniors yang pernah hadir di Kongres sebagai utusan cabang-cabang dulu, boleh melihat sejauh mana perubahan akibat pembangunan daerah ini setelah 38 tahun lalu.
Seniors Yanedi Jagau, mantan fungsionaris Pengurus Pusat GMKI tahun 2000-an yang juga menjadi pengarah acara ini, berharap melaluinya dapat lebih mengakrabkan semua seniors yang tersebar di tanah air maupun juga dari luar negeri. Katanya, seniors itu bisa mengabdi bekerja sebagai birokrat, politisi, pendeta, wiraswastawan, dosen, guru, dokter dan sebagainya. Itu artinya, kesemua sumberdaya manusia ini perlu untuk dieratkan kembali setiap waktu. Secara khusus untuk memberi support pada adik-adik yunior mereka di setiap kepengurusan cabang di Indonesia dewasa ini. (CPS)
