Palangka Raya (Dayak News) – Dalam Penanganan satwa liar khususnya ular-ular baik yang tidak berbisa hingga memiliki racun bisa, tim Emergency Response Palangka Raya tentunya tidak diragukan lagi akan kelihaian menaklukannya.
Hal tersebut terbukti dengan 9 laporan ular yang masuk kepemukiman warga dalam 24 jam yang berhasil ditangani tim erp terkhususnya pada divisi animal rescue.
“Puji Tuhan, ada 9 laporan ular yang masuk kerumah warga dan semuanya bisa kita tangani pada hari senin, 21 Maret 2022 kemarin, satu diantara 9 laporan tersebut ada Ular King Kobra yang terkenal akan bisanya.” Ungkap Kepala Bagian Operasi ERP, Yustinus Exaudi, selasa (22/03) malam.
Menurut Pria yang sering disapa Nago tersebut, ular-ular yang muncul dan masuk kepemukiman warga kota Palangka Raya tersebut rata-rata ular anakan yang baru lepas dari indukan dan dari 9 Laporan ada 8 ular Sawa atau ular phyton dengan ukuran antara 80 cm hingga 1.5 meter yang berhasil mereka tangani termasuk 1 ular king kobra berwarna emas sepanjang 1.5 meter.
Lanjutnya, 9 laporan ular yang masuk ke Call center ERP ini merupakan rekor baru selama 24 jam tim melakukan penanganan ular terkhususnya di bulan maret 2022. “Ya ini sebuah rekor lah, karena jarang kami bisa tangani 9 laporan ular dalam kurun waktu 24 jam, biasanya 4-5 laporan saja selama 24 jam.”

Sementara itu, Disinggung banyaknya ular yang masuk kepemukiman warga nago yang didampingi kordinator animal Rescue, Hendra herotama menjelaskan banyak faktor yang mempengaruhi seringnya laporan ular masuk kepemukiman warga diantaranya musim peralihan, namun yang paling sangat menjadi masalah rusaknya rantai ekosistem makanan dialam dimana makanan ular seperti hama tikus dan sebagainya tidak lagi ditemukan didalam habitat aslinya akibat kerusakan yang dikarenakan kebakaran hutan dan lahan, penebangan hutan sehingga ular berpindah dan mulai masuk ke pemukiman warga
“Yang terpenting itu kita jaga alam agar bisa kembali seperti sedia kala, memulihkan rantai makaman hewan dialam sehngga kasus-kasus ular yang biasa masuk kepemukiman warga bisa diatasi dan diminimalisir.” Pungkasnya. (AJn)