Palangka Raya (Dayak News) – Komoditas beras ternyata masih menjadi penyumbang inflasi utama di wilayah Kalimantan secara umum. Sedangkan harga rata-rata beras per Kilogram di Kalimantan Tengah menjadi yang tertinggi ketiga secara nasional.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, Eko Marsoro, menyebutkan dalam rilis Berita Resmi Statistik, Senin (2/1) kemarin, bahwa marjin perdagangan komoditas beras di Kalteng dengan tiga mata rantai, berada pada angka 26,79. Angka itu hanya di bawah Maluku sebesar 37,09 dan Papua Barat sebesar 26,84. Kedua daerah ini memang memiliki kondisi geografis yang sulit dijangkau melalui transportasi laut menghubungkan kota ke kota dalam wilayah provinsinya. Itulah sebabnya rantai pasokan beras di situ sering alami fluktuasi dan menyebabkan marjin harga beras dari produsen hingga konsumen jadi besar.

Bagaimana dengan Kalteng sendiri, apa masalahnya?
Daerah ini menurut Eko Marsoro masih dipengaruhi oleh rantai perdagangan yang panjang sehingga marjin perdagangan dari produsen ke konsumen jadi relatif besar. Selain memang komoditas ini memang penting dari sudut pengaruh pola makan warga dan menu makanan yang dominan menggunakan bahan beras. Beras menjadi mahal karena komoditas ini tidak memiliki pesaing lain di Kalteng.

Selain beras, komoditas-komoditas bahan pangan strategis lainnya yang menjadi konsern dari BPS Kalteng untuk diamati dan dicoba untuk tidak lagi menyebabkan inflasi tinggi, masing-masing cabai merah, daging ayam ras, dan bawang merah. Sekali lagi ini semua adalah komoditas yang penting dari kebutuhan warga dari pola menu mereka sehari-hari. (CPS)