PONTIANAK, 10/2/2020 (Dayak News). Perayaan festival Cap Go Meh dan pawai “Tatung” di Kota Singkawang pada Sabtu (8/2) cukup meriah walaupun “dihantui” merebaknya virus corona di RRC.
Ratusan ribu bahkan jutaan warga “tumpah ruah” ke lokasi pawai “Tatung” di Kota Singkawang.
Sejak pagi hari “Tatung” sudah berbaris dan bersiap siap untuk mengikuti pawai di Kota Singwang. Warga masyarakat dari dalam dan luar negeri sejak pagi hari sekitar pukul 06.00 Wib sudah turun ke jalan dan panggung yang disiapkan panitia untuk menyaksikan pawai yang dikuti sekitar 800 “Tatung”
Gubernur Kalbar Sutarmidji SH mengatakan, pestival pawai “Tatung” pada perayaan Cap Go Meh kota Singkawang merupakan event wisata terbesar di Kalbar bahkan di Indonesia.
Saat menjadi Walikota Pontianak, pawai “Tatung” tidak di perbolehkan di Kota Pontianak tetapi hanya di Singkawang sementara yang dibolehkan di Pontianak hanya “Naga”.
Dengan adanya pembagian atau pembatasan ini jadi ada pilihan bagi warga masyarakat, jika ingin melihat “Tatung” maka harus di Kota SiIngkawang. Selanjutnya jika ingin melihat pestival “Naga” maha harus di Kota Pontianak.
Hal itu dikatakan Gubernur Kalbar Sutarmidji SH saat pembukaan perayaan Festival Cap Go Meh di kota Singkawang pada Sabtu (8/2).
Dia mengakan, pihaknya sangat mengapresiasi perayaan Imlek dan Cap Go Meh di Kalbar khususnya di Kota Singkawang. Dimana perayaan Imlek dan Cap Go Meh ini merupakan kalender wisata.
Kota Singkawang sudah termasuk menjadi salah satu kota tertoleran di Indonesia. Toleransi dan kebersamaan dan harmonisasi adalah kunci utama dalam keberhasilan pelaksanaan pembangunan.
Sementara itu Menteri Agama RI mengatakan, perbedaan yang dimiliki adalah sumber kekuatan kita. Agama apapun pasti mengajarkan toleransi dan tidak ada agama yang mengajarkan perbedaaan sebagai pertentangan.
Dikatakan, peryaaraan Cap Go Meh adalah “moment” wisata Indonesia dan bukan hanya Kalbar atau Singkawang. Jadi harus tetap dijaga dan tetap dilestarikan.

Sementara itu Walikota Singkawang Tjhai Chui Mie mengatakan, perayaan Cap Go Meh ini merupakan warisan budaya secara nasional. Festival Cap Go Meh ditetapkan sebagai kekayaan intelektual communal ekspresi budaya tradisional oleh Kementerian Hukum dan HAM.
Ia mengatakan, Kota Singkawang harus bersatu padu dan bergandengan tangan dalam mengembangkan dan melestarikan budaya. Sehingga wisatawan dari dalam negeri maupun dari manca negara selalu dan ingin terus datang ke Singkawang untuk menyaksikan festival Cap Go Meh.
Kehadiran event ini menjadi daya tarisk tersendir bagi warga untuk datang ke Singkawang. Untuk itu Pemko Singkawang bersama dengan Kementerian Perhubungan sedang memfokuskan pembangunan bandara udara di Kota Singkawang.
Dengan adanya bandara akan memudahkan orang atau turis untuk datang ke Kota Singkawang. Selain itu dengan ada bandara akan berdampak terhadap pengembangan ekonomi di Kota Singkawang.[SOS/BBU].