KISAH HEROIK MINUN DEHEN PAHLAWAN YANG MAKAMNYA DIRESMIKAN BUPATI KATINGAN

oleh -
oleh
KISAH HEROIK MINUN DEHEN PAHLAWAN YANG MAKAMNYA DIRESMIKAN BUPATI KATINGAN 1
Foto ketika peresmian makam pahlawan Minun Dehen di Kelurahan Samba Danum, Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan, Kamis (24/3).

Kasongan, (Dayak News) ” Ketika itu Minun Dehen memilih naik sebatang pohon Karahuang tepi Danau Mare, Desa Samba Bakumpai. Saat Perahu KNIL menepi, Minun Dehen melempar granat, tapi tak kena sasaran. Minun Dehen mencoba melempar satu granat lagi, tapi ditembak secara bertubi-tubi hingga terjatuh dan granat meledak mencabik-cabik tubuhnya”

Pasca kemerdekaan Belanda masih berkeinginan menjajah Bangsa Indonesia yang telah berabad-abad dilakukannya. Memboceng tentara sekutu, NICA berupaya merebut kembali wilayah NKRI. Tak pelak hal itu membangkitkan semangat perjuangan dari rakyat Indonesia hingga ke pelosok daerah, salah satunya muncul dari Kalimantan yang dikenal dengan sebutan Dayak Besar.

Tentara Belanda yang terkenal dengan sebutan KNIL berencana melakukan penyerbuan terhadap Dayak Besar pada tahun 1949. Dayak Besar yang dimaksud salah satunya bermarkas di Desa Tumbang Jalemu, Kabupaten Gunung Mas.

Guna mencegah pendudukan pasukan KNIL tersebut, rencana disusun oleh tentara Indonesia. Akhirnya diputuskan untuk menghadang pergerakan KNIL di tepi Danau Mare, Desa Samba Bakumpai, Kecamatan Katingan Tengah.

Saat rapat seorang pemuda yang berasal dari Sungai Dahuyan dekat Tumbang Talaken berkeinginan untuk ikut. Pemuda tersebut diketahui bernama Minun Dehen. Tapi pimpinan rapat, Samudin Aman dengan tegas menolak. Terpilihlah sebanyak 70 orang tentara yang akan menghadang pasukan Belanda di Kecamatan Katingan Tengah.

Ritual adat dilakukan berupa acara Manajah Antang demi keberhasilan pencegatan itu. Menurut tetua jaman dulu jumlah pasukan yang 70 orang harus dikurangi hingga menjadi 28 orang, agar serbuan berhasil serta menjaga keselamatan selama pertempuran.

Tepat tanggal 20 Agustus 1949 pasukan berangkat dari Desa Tewah Kabupaten Gunung Mas dan sudah berada di tepi Danau Mare, Desa Samba Bakumpai Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan, tanggal 24 Agustus 1949.

Secara mendadak Minun Dehen muncul dan membuat semua anggota terkejut. Menariknya ia datang tanpa membawa senjata. Akhirnya diberi tiga buah granat rakitan.

Ketika kejadian, Minun Dehen memilih naik sebatang pohon Karahuang yang tumbuh di pinggir Danau Mare. Saat perahu KNIL menepi, secara spontan Minun Dehen melempar satu granat rakitan, tapi luput dari sasaran. Lalu pasukan KNIL secara bertubi-tubi menembak Minun Dehen sampai terjatuh dari pohon dan sisa granat meledak serta mencabik-cabik tubuhnya.

Dalam penghadangan itu, pertempuran dimenangkan Indonesia dengan korban jiwa satu orang yakni Minun Dehen. Dipihak lawan korban tewas sebanyak 12 orang. KNIL akhirnya membatalkan niat menyerbu Dayak Besar di Desa Tumbang Jalemu.

PERESMIAN MAKAM

Minun Dehen dimakamkan di Kelurahan Samba Danum Kecamatan Katingan Tengah Kabupaten Katingan. Pemugaran makam telah usai dilaksanakan oleh Dinas Sosial Kabupaten Katingan. Peresmian makam pahlawan itu langsung dilakukan Bupati Katingan, Sakariyas, Kamis (24/3).

“Mari kita meneladani nilai-nilai perjuangan pahlawan dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa dan negara. Kita bersama-sama menjadi pahlawan masa kini mulai dari diri sendiri,” tuturnya.

Pada kesempatan itu, Sakariyas meminta semua camat melakukan pendataan keberadaan jumlah pahlawan di wilayahnya masing-masing. Ia mengingatkan semua kepala wilayah jangan sampai melupakan jasa para pejuang, akibat ketidaktahuan.

“Harapan saya supaya camat melakukan pendataan yang selanjutnya disampaikan kepada Dinas Sosial untuk ditindaklanjuti,” katanya.

Dia mengaku bangga menjadi warga Katingan yang memiliki banyak pahlawan. Di Kecamatan Katingan Tengah saja terdapat dua pahlawan, yakni Minun Dehen dan Haji Ikap. Untuk itu ia berpesan, makam Minun Dehen yang telah dipugar agar dirawat secara rutin.

“Jangan sampai kita seolah-olah lupa dengan jasa para pahlawan. Seperti Haji Ikap, saya pernah kesana, makamnya sangat sederhana. Dalam waktu dekat saya meminta instansi terkait melakukan pemugaran,” ujarnya.

Nilai-nilai perjuangan yang telah diwariskan pahlawan, kata dia patut menjadi contoh. Mereka rela berkorban jiwa raga demi kemerdekaan bangsa. (Dan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.