Palangka Raya,15/11/19 (Dayak News). Memindahkan Ibu Kota Negara (IKN) dari Batawi (Jakarta) ke Borneo (Kalimantan), tidak semudah pada saat menyusun jadwal dari kapan memulai dan selesainya semua pembangunan infrastruktur pendukung.
Pertanyaan sederhana, apakah perpindahan IKN itu hanya berbicara membangun gedung dan memindahkan orang-orang yang akan mengisi gedung tersebut?
Menurut saya, tidak semudah itu. Banyak hal yang perlu dilihat dan diperhatikan, terutama tentang kondisi sosiologi dan antropologi di wilayah setempat. Juga sejauh mana kesiapannya dalam menyambut IKN.
Sosiologi bicara tentang bagaimana perilaku sosial antara individu dengan individu, individu dengan kolompok, dan kelompok dengan kelompok. Sementara itu, Antropologi tentang manusia baik dari segi budaya, perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya.
Apa yang perlu diperhatikan dan bagaimana mempersiapkan itu semua. Apakah kita sudah punya orang yang mumpuni, sosok yang memahami dan memiliki konsep serta strategi sistematis serta terstruktur? Bagaimana dan kapan secara masif strategi itu bisa dilaksanakan?
Hal itu diungkapkan DR. Teras Narang,SH dalam workshop di Palangka Raya, Jumat (15/11).
Dikatakan, pertanyaan ini sebenarnya bukan hanya kepada pemerintah, tapi juga semua pihak. Termasuk Forum Umat Kristiani Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah (FUKRI Kalteng) sebagai penyelenggara kegiatan workshop.
Dalam kesempatan ini, saya mengajak masyarakat Kalteng, terkhusus umat Kristen, untuk terlibat aktif mempersiapkan diri dan strategi dalam menghadapi pemindahan IKN ke Provinsi Kalimantan Timur. Bagaimanapun, Kalteng serta provinsi lain di Kalimantan, pasti akan menjadi daerah penyangga jika pemindahan IKN itu nantinya direalisasikan.
Jangan sampai, masyarakat Kalteng hanya menjadi penonton. Lebih buruk lagi menjadi “minoritas baru” yang terpinggirkan dari tanah kelahirannya sendiri. Semangat gotong royong dan strategis bersama menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul perlu didorong oleh FUKRI dalam menyambut peluang dan tantangan dibalik rencana pemindahan IKN.
Saya berpendapat, janganlah menyederhanakan permasalahan kepindahan IKN ini. Lihat dan tinjaulah dari semua segi. Kita ingin mengukir sejarah yang indah dan menyejukan. Bukan untuk sesaat, tetapi untuk selamanya bagi generasi yang akan datang.
“Demikian sebagian kecil catatan yang saya sampaikan disaat menjadi narasumber dalam Worshop bertema ‘Penguatan Ekonomi Jemaat sebagai Penyangga Ibu Kota Negara’, yang dilaksanakan FUKRI Kalteng bekerjasama dengan Bimas Kristen Kementerian Agama Provinsi Kalteng di Hotel Luwansa Kota Palangka Raya,” tandas Teras Narang.(PR/BBU).