IKN Nusantara adalah Pilihan Keselamatan

oleh -
oleh
IKN Nusantara adalah Pilihan Keselamatan 1

Oleh : Christian Sidenden (Redaktur Senior Dayak News)

Data seratus tahunan yang menunjukkan di mana saja di wilayah Indonesia pernah terjadi, jelas memperlihatkan Cincin Api. Cincin itu mengelilingi Indonesia dari Atjeh hingga Sulawesi Utara. Titik-titik merah darah itu.

Hanya sedikit areal Pulau Kalimantan yang tidak terjangkau cincin Gempa Vulkanologi dan Tektonik itu. Data ini himpunan berapa lembaga pencatatan gempa termasuk Badan Meteorologi Geofisika dan Klimatologi (BMKG).

IKN Nusantara adalah Pilihan Keselamatan 2
Lanskap IKN Nusantara dipandang dari Kepala Burung Garuda di istana Garuda.

Memprediksi sesuatu dari masa lampau itu disebut ekstrapolasi. Gempa bumi itu selalu mengikuti pergerakan sesar atau lempeng kerak bumi. Selama bumi kita ini berputar tentu proses pergerakan lempeng itu akan terus terjadi.

Jika kita memiliki suatu kesadaran pada menghindari dampak merusak dari bencana alam gempa, maka memang kita harus bersiap diri. Untungnya ada ilmu pengetahuan yang bisa menjadi acuan kita untuk mengambil sikap. Salah satunya itu dengan memindahkan ibukota negara (IKN) ke Kalimantan.

Saat ini tahap pertama dari pembangunan IKN Nusantara sudah hampir 90 persen. Bandara sudah bisa didarati oleh pesawat-pesawat sipil maupun militer. Sudah uji coba dan sukses. Begitu pula dua istana, masing-masing Istana Negara dan Istana Garuda sudah bisa berfungsi sebagai simbol pemerintahan.

Meskipun begitu, masih terdengar di dalam perbincangan dan cuitan di media sosial, keraguan untuk berpindah mulai beribukota di IKN Nusantara. Terutama sekali justru berasal dari para abdi negara yang mau dipekerjakan di Kementerian-kementerian. Masih menyangsikan bahwa IKN Nusantara itu harus ditempati bekerja sekaligus diteruskan hingga tahap selanjutnya.

Meskipun begitu, rezim pemerintahan yang baru di bawah Presiden terpilih Prabowo Subianto sudah mengatakan bahwa ia akan tetap meneruskan pembangunan IKN Nusantara. Dalam salah satu rapat kabinet ia berkata akan membangun gedung-gedung parlemen di sana. Tentunya itu suatu jaminan bahwa rezim pemerintahan yang baru ini benar-benar akan melanjutkan proyek strategis IKN Nusantara ini.

BACA JUGA :  Seharusnya Kita Mementingkan Produk Legislasi Daerah

Demikian pula, dari segi pertahanan IKN itu justru merupakan bagian dari ketahanan nasional negeri ini. Dengan penyebaran pusat-pusat pertumbuhan ekonomi ke luar dari Jawa maka akan mempercepat pemerataan ke wilayah lain dari Indonesia.

Bagaimanapun, pilihan untuk tetap berada di Jawa bukan saja melawan hukum alam. Hidup di atas cincin api itu tidak bisa dibiarkan. Terdapat taruhan aset negara jika setiap saat terjadi gempa megathrust yang merusak. Sedangkan pemerintahan kita harus tetap berjalan dalam kondisi apapun. Untuk itu pilihan bijak yang sudah dilakukan oleh rezim Presiden Jokowi sebelumnya sudah tepat.

Adanya sementara pihak yang masih sangsi untuk pindah itu, bisa dikelompokkan pada beberapa motif. Ada yang bermotif politik , yaitu karena aset massa suatu kekuatan politik partai itu memang hanya ada di Jawa saja. Sehingga ketika ibukota dipindah, maka sudah tentu mengurangi greget politik dari partai-partai politik tertentu itu.

Kedua, adanya faktor investasi yang beresiko dengan lambatnya keuntungan dikembalikan. Ini memang berasal dari pemikiran para pelaku dunia usaha. Sebab kebanyakan mereka berinvestasi dengan uang pinjaman juga. Harus berhitung untuk kembali modal dan bayar utang.

Selain itu tentu tetap ada kelompok yang secara budaya merasa terasing hidup di kawasan hutan. Biasanya mereka yang berasal dari kelompok ini adalah orang-orang yang pekerjaannya itu entertain dan showbiz. Tentu saja mereka tidak bisa bekerja di tempat-tempat yang sepi, belum banyak penduduk.

Terlepas dari semua itu, kita harus berpikir jauh ke depan. Jangan hanya berpikir satu dua tahun saja. Perpindahan ibukota ini akan menentukan Indonesia bahkan untuk 100 tahun lagi. Sudah saatnya kita jangan berpikir alon-alon waton kelakon atau mangan ora mangan sing penting ngumpul. Itu pikiran seperti itu tidak akan pernah membuat kita mandiri dan maju. Seluruh dunia sedang menonton kita saat ini. Apakah bangsa ini berkeputusan atau tidak? Bangsa yang maju mundur. Begitu yang terjadi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.