Oleh : Cantika Noor Rahmah (Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang)
Isra Mi’raj merupakan salah satu peristiwa agung dalam sejarah Islam yang tidak hanya memiliki makna religius mendalam tetapi juga relevansi spiritual dan moral yang luar biasa bagi kehidupan umat manusia. Peristiwa ini terjadi dalam satu malam, ketika Nabi Muhammad SAW menjalani perjalanan fisik dan spiritual yang penuh hikmah dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem (Isra) dan kemudian naik ke Sidratul Muntaha (Mi’raj). Perjalanan ini menjadi bukti mukjizat Allah SWT sekaligus membawa ajaran penting yang harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari umat Islam.
Namun, dalam peringatan tahunannya, banyak umat Islam yang masih terjebak pada aspek seremonial tanpa memahami esensi mendalam dari peristiwa Isra Mi’raj. Padahal, momentum ini adalah waktu yang tepat untuk merenungi makna ibadah, memperkuat hubungan spiritual dengan Allah, dan mengikuti keteladanan Nabi Muhammad SAW.
Pendahuluan
Sebagai perjalanan spiritual yang diberikan langsung oleh Allah SWT, Isra Mi’raj bukan hanya sekadar perjalanan fisik. Lebih dari itu, peristiwa ini menyiratkan nilai-nilai penguatan iman, kedekatan dengan Allah, dan tanggung jawab umat Islam untuk menjadikan ibadah sebagai prioritas utama dalam hidup.
Peringatan Isra Mi’raj yang dilakukan setiap tahun oleh umat Islam di berbagai belahan dunia seharusnya tidak hanya menjadi ajang seremonial. Lebih jauh, hal ini harus menjadi momen refleksi untuk memperkuat komitmen terhadap ajaran Islam. Allah SWT menjadikan peristiwa ini sebagai momentum untuk memberikan kewajiban shalat lima waktu, yang menjadi tonggak utama dalam kehidupan umat Islam.
Pentingnya Mendalami Makna Ibadah dalam Isra Mi’raj
Isra Mi’raj memberikan pesan yang sangat jelas tentang arti pentingnya ibadah. Dalam perjalanan spiritual ini, Nabi Muhammad SAW menerima perintah langsung dari Allah SWT untuk melaksanakan shalat lima waktu. Shalat, yang merupakan inti dari ibadah seorang Muslim, bukan hanya ritual, tetapi bentuk penghambaan, pengakuan kelemahan manusia di hadapan Allah, dan sarana komunikasi langsung dengan Sang Pencipta.
Ironisnya, banyak umat Islam yang memandang ibadah sebagai rutinitas belaka. Hal ini bertentangan dengan pesan mendalam dari Isra Mi’raj. Perjalanan Nabi Muhammad SAW menuju Sidratul Muntaha mengingatkan kita bahwa ibadah harus dilakukan dengan penuh penghayatan, kesungguhan, dan keikhlasan. Shalat yang dilakukan dengan khusyuk memiliki kekuatan untuk memperbaiki moral individu dan membentuk masyarakat yang lebih baik.
Menguatkan Hubungan Spiritual dengan Allah
Salah satu hikmah terbesar dari Isra Mi’raj adalah bagaimana Nabi Muhammad SAW menunjukkan kedekatan luar biasa dengan Allah SWT. Peristiwa ini menggambarkan hubungan spiritual yang sangat erat antara hamba dengan Tuhannya.
Umat Islam sering kali terjebak dalam rutinitas harian yang padat, sehingga melupakan pentingnya menjaga hubungan spiritual dengan Allah SWT. Padahal, kedekatan ini adalah inti dari kehidupan beragama. Momentum Isra Mi’raj seharusnya menjadi pengingat bagi umat Islam untuk selalu memperkuat hubungan ini melalui doa, dzikir, dan ketaatan terhadap ajaran Allah.
Dalam kehidupan modern, tekanan hidup sering membuat manusia kehilangan arah. Mengingat kembali pesan Isra Mi’raj dapat memberikan ketenangan batin dan keyakinan bahwa Allah selalu bersama hamba-Nya. Dengan menjaga hubungan spiritual, umat Islam akan memiliki kekuatan untuk menghadapi berbagai tantangan kehidupan.
Mengajarkan Keteladanan Nabi Muhammad SAW dalam Mencapai Keutamaan
Keteladanan Nabi Muhammad SAW adalah salah satu pesan utama dari Isra Mi’raj. Perjalanan spiritual ini menunjukkan keberanian, keteguhan iman, dan tanggung jawab Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin umat.
Dalam Isra Mi’raj, Nabi Muhammad SAW menerima amanah besar untuk menyampaikan kewajiban shalat kepada umat Islam. Perintah ini adalah bentuk tanggung jawab besar yang membutuhkan keteguhan hati. Umat Islam seharusnya meneladani semangat dan komitmen Nabi dalam menjalankan amanah ini.
Selain itu, Isra Mi’raj mengajarkan bahwa keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh usaha duniawi tetapi juga oleh hubungan yang harmonis dengan Allah SWT. Dengan mengikuti keteladanan Nabi Muhammad SAW, umat Islam dapat menjalani kehidupan yang penuh makna, baik di dunia maupun di akhirat.
Relevansi Isra Mi’raj di Era Modern
Dalam era modern ini, nilai-nilai yang terkandung dalam Isra Mi’raj tetap relevan. Peristiwa ini mengajarkan pentingnya keseimbangan antara kehidupan duniawi dan spiritual. Di tengah kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, umat Islam harus tetap berpegang pada nilai-nilai agama sebagai pedoman hidup.
Momentum Isra Mi’raj juga mengajarkan tentang pentingnya disiplin. Shalat lima waktu yang diwajibkan kepada umat Islam adalah bentuk disiplin spiritual yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan disiplin ini, umat Islam dapat mengelola waktu dengan lebih baik dan menjalani hidup yang lebih terarah.
Penutup
Pada peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, marilah kita tidak hanya mengingat peristiwa ini sebagai sebuah kisah sejarah, tetapi juga sebagai inspirasi untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.
Meningkatkan kualitas ibadah, mempererat hubungan dengan Allah, dan mengikuti keteladanan Nabi Muhammad SAW adalah langkah-langkah konkret yang dapat membawa kita kepada kebahagiaan sejati, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai Isra Mi’raj, umat Islam dapat menjadi individu yang lebih baik dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
Sebagai umat Islam, mari jadikan peringatan Isra Mi’raj sebagai momentum untuk refleksi, perbaikan diri, dan penguatan iman. Allah SWT telah memberikan kita panduan melalui Nabi Muhammad SAW. Kini saatnya kita mengikuti jejak beliau untuk meraih ridha Allah dan kebahagiaan abadi.
Referensi
https://www.antaranews.com/berita/4546462/kapan-isra-miraj-2025-simak-waktu-makna-dan-hikmahnya
https://jabarprov.go.id/berita/pemdakab-bogor-peringati-isra-miraj-teladani-nabi-muhammad-saw-12572
https://banjarkota.go.id/umum/tabligh-akbar-memperingati-isra-miraj-nabi-muhammad-saw-1445-h-2024-m/