Oleh : Christian Sidenden (Redaktur Senior Dayak News)
Saya pikir ibu Ketum PDI-P tentu tidak mengizinkan seorang Willy M. Yoseph untuk maju berkontestasi dalam Pilkada Kalteng 2024. Tentu saja pilih prerogatif ibu Megawati adalah sudah jatuh pada pasangan balon Nadalsyah-Sigit KY (yang disingkat Koyemsky).
Mengapa begitu, ya disebabkan surat rekomendasi dari ibu Ketum sudah diterima oleh Sigit KY seminggu lalu di kantor pusat DPP PDI-P sendiri. Baris dengan 10 balon dari daerah lain juga.
Ciri karakter ibu Mega tentu pantang untuk berubah pandangan. Bila sudah diputus, ya itulah yang akan dikerjakan. Tetapi, kita bertanya, jalur apa yang dipakai oleh Willy untuk maju dalam Pilkada Kalteng ini?
Tentu saja harapan datang dari putusan Mahkamah Konstitusi atas peninjauan terhadap pasal-pasal UU no. 10/2016 tentang Pilkada yaitu pasal-pasal 41, 42 dan 43 lalu, telah memungkinkan cukup modal suara 7,5 persen parpol parlemen bisa mencalonkan balon.
Apakah itu dengan persyaratan yang bersangkutan sudah keluar dari partainya itu? Ya, tentu saja tak mungkin ada dua kader dari parpol yang sama bisa ikut bersaing. Sedangkan suara konstituennya yang itu-itu juga. Apakah dengan begitu yang bersangkutan lantas sudah mundur dari partainya, alias keluar dari anggota? Belum jelas. Jika Agustiar Sabran, balon yang lain, justru sudah jauh-jauh hari keluar dan mundur sebagai anggota DPR terpilih dari PDI-P.
Seandainya pun terdapat jalur lain masuk bursa pencalonan, Willy Yoseph bisa tetap sebagai kader PDI-P, maka ini Pilkada paling aneh se-Indonesia. Bisa ada tiga balon pasangan berasal dari bekas kandang partai yang sama. Dua balon malah masih jelas adalah anggota aktif. Aneh bukan.
Politik itu adalah seni segala kemungkinan. Yang mustahil itu dalan politik adalah kata tidak bisa. Selama masih dalam lingkup politik, maka semua kemungkinan bisa. Kita tunggu saja hari ini Rabu (28/8) siapa yang mendaftarkan diri dan pasangannya?
Apa arti nomor 2 ini dalam baliho kepagian ini, saya juga kurang paham. Belum mendaftar tapi sudah ada nomor urut, apa betul ya?