Palangka Raya (Dayak News) – Maraknya acara perayaan Natal dan menyambut Tahun Baru di bulan Desember 2023, telah menyebabkan naiknya harga-harga beberapa komoditas pangan maupun non pangan.
Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng, melalui kepalanya, Eko Marsoro, dalam rilis Berita Resmi Statistik (BRS), Selasa (2/1) menyebutkan dua komoditas pangan sumber protein memiliki peran berbeda.
Selama Desember 2023, daging ayam ras memberikan sumbangan atas terjadinya inflasi. Sedangkan daging babi justru memberi andil pada deflasi atau penurunan harga-harga.
Inflasi gabungan dari kota-kota Palangka Raya dan Sampit para bulan Desember 2023 tercatat sebesar 0,30 persen pada Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 118,69.
Tercatat pula, dari 90 kota di Indonesia, ada 85 kota alami inflasi dan 5 kota alami deflasi. Inflasi tertinggi pada bulan Desember 2023 terjadi di Ternate sebesar 1,64 persen dengan IHK sebesar 117,18. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Meulaboh sebesar 0,67 persen dengan IHK sebesar 120,38.

Secara umum penyebab inflasi gabungan sebesar 0,30 persen pada Desember 2023 di Kalteng ini adalah kenaikan indeks harga pada beberapa kelompok. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menyumbang 0,66 persen. Kelompok transportasi andilnya 0,60 persen. Kelompok-kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya – dan pakaian dan alas kaki masing-masing menyumbang 0,38 persen dan 0,21 persen.
Dengan begitu inflasi tahun kalender atau secara kumulatif tahun 2023 dan inflasi tahun ke tahun (Desember 2023 terhadap Desember 2022) di Kalteng terjadi sebesar 2,64 persen.
Komoditas-komoditas pangan maupun non pangan penyumbang inflasi selain daging ayam ras antara lain angkutan udara, tomat, emas perhiasan, ikan gabus, ikan nila, bawang merah, gula pasir, rokok kretek filter, dan beras.
Sedangkan komoditas-komoditas pangan maupun non pangan pemberi andil deflasi selain daging babi adalah bahan bakar rumah tangga, semangka, kacang panjang, kangkung, ketimun, solar, tas tangan wanita, dan parfum. (CPS)