Palangka Raya (Dayak News) – Dalam konvensi yang digelar oleh Majelis Sinode Gereja Kalimantan Evangelis hari ini, Rabu (13/7), anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Dr. Agustin Teras Narang, SH. memberikan catatan pengantar tentang persiapan menghadapi pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur di hadapan ratusan pendeta. Membagikan dinamika global seperti pandemi Covid-19 dan perang Ukraina versus Rusia yang semakin menyulitkan kita dengan ancaman krisis kesehatan, energi dan pangan.
Teras menyampaikan bagaimana isu HE4F yakni Health (Kesehatan), Education (Pendidikan), Food (Pangan), Fuel (Energi), Financial (Keuangan), dan Forestry (Kehutanan), amat mempengaruhi kehidupan kita. Atas dasar inilah maka ia kerap mengingatkan agar dengan situasi yang berat saat ini, pemerintah tidak tergesa-gesa dalam memindahkan IKN.
Saat ini perang Ukraina-Rusia telah berimbas pada fluktuasi harga energi (Fuel) dunia yang satu sisi berpeluang meningkatkan ekspor batubara Indonesia, tapi di sisi lain meningkatkan biaya pasokan pembangkit batubara yang dampaknya pada kenaikan biaya listrik rumah tangga. Hal yang sama juga meningkatkan harga perolehan BBM yang didominasi impor, sehingga memicu kenaikan BBM bagi masyarakat serta imbasnya pada kenaikan harga-harga lainnya.
Menurut Kementerian Keuangan (CNBC Indonesia, 2022), realisasi subsidi energi pada 2021 tercatat mencapai Rp 142 triliun, melonjak 30,5 persen dari 2020 yang tercatat sebesar Rp108,8 triliun. Ini membebani APBN dan menyulitkan keuangan negara sehingga prioritas pembangunan IKN perlu disesuaikan kembali.
Kecermatan dan kejelian dalam mengelola keuangan negara menjadi penting merujuk prioritasnya. Agar tidak sampai karena niat membangun IKN, keuangan negara kita mengalami kesulitan. Terlebih dengan beban subsidi energi yang masih membebani APBN kita.
Secara khusus pemindahan IKN mesti disikapi dengan kesiapan GKE. Perlu ada upaya analisis SWOT oleh GKE untuk menghasilkan rekomendasi dan perencanaan strategis dalam menghadapi IKN. Lebih jauh akan menarik bila GKE mampu menjadikan momen pemindahan IKN sekaligus sebagai upaya pembuatan peta jalan reformasi bersama yang lebih sistematis, taktis, dan terukur.
Secara prinsip, persiapan menghadapi IKN dimulai dengan merapatkan barisan dan membangun keunggulan bersama. Terutama ini jelang tahun politik 2024, agar GKE tidak abai pada penguatan kepentingan GKE di tengah rencana pembangunan IKN ini.
GKE mesti Merapatkan barisan, mengintegrasikan potensi aset pelayanan yang dimiliki termasuk lembaga pendidikan yang perannya strategis menyambut IKN.
Selanjutnya yang tak kalah penting mempersiapkan sumber daya manusia unggul, serta mencegah munculnya marginalisasi baik masyarakat maupun daerah Kalimantan lainnya di luar IKN.
Para tokoh serta generasi muda GKE termasuk yang menjadi diaspora di berbagai negara perlu dilibatkan untuk bersatu memperkuat GKE dalam upaya menghadapi pembangunan IKN serta tantangan lain yang kini membayangi dunia.
Tak kalah penting komunikasi kelembagaan dengan pemerintah pusat khususnya Otorita IKN hingga setiap Pemda di Kalimantan perlu diintensifkan untuk menjaga kepentingan besar GKE dan masyarakat Kalimantan pada umumnya.
Hari ini krisis kesehatan, pangan, energi, dan ekologi telah menjadi tantangan nyata. Untuk itu ini mesti menjadi perhatian GKE dengan melakukan peningkatan keunggulan lewat lembaga pendidikan, gereja, maupun komunitas basis jemaat yang dimiliki. Revitalisasi gerakan pendidikan dan kesehatan GKE juga perlu jadi prioritas dalam peta jalan reformasi ini dengan membentuk dan menambah adanya Departemen Pendidikan dan Kesehatan.
Selanjutnya lewat pelibatan seluruh pihak untuk melakukan analisis SWOT dan penyiapan Peta jalan reformasi GKE diharapkan kita lebih siap menyongsong masa depan. Sudah saatnya GKE memperhatikan pemindahan IKN sebagai salah satu tantangan dan pemantik perubahan. Namun lebih jauh, peta jalan ini mesti menjadi panduan kita dalam melakukan perubahan internal agar siap menghadapi seluruh tantangan yang datang secara global, nasional, maupun regional. Demikian dari akun Dr. Agustin Teras Narang SH, disampaikan. (CPS/istimewa)