Peran Pendidikan Vokasional Masih Belum Kuat di Kalteng

oleh -
oleh
Peran Pendidikan Vokasional Masih Belum Kuat di Kalteng 1
Asisten Setda Provinsi Kalteng Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Sri Widarnani mewakili Sekretaris Daerah Provinsi Kalteng, H. Nuryakin. saat menyampaikan sambutan.

Palangka Raya (Dayak News) – Sesuai karakterisasi daerah Provinsi Kalimantan Tengah, yang didominasi oleh perekonomian tambang dan perkebunan, seharusnya pendidikan vokasional lebih dapat porsi berkembang. Sayangnya, hal itu belum lagi nampak jadi perhatian pemerintah daerah ini.

Hal itulah yang menjadi tema besar dalam Forum Group Discussion (FGD) yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek (Kemendikbudristek) melalui tiga lembaga Politeknik di Provinsi-provinsi Kalimantan Selatan dan Tengah. Ketiga Politeknik itu masing-masing, Politeknik Banjarmasin, Politeknik Tanah Laut, dan Politeknik Sampit. Kegiatan FGD yang bertema Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah di Provinsi Kalimantan Tengah, diadakan Selasa (19/12) di Swiss-bel Hotel mulai pagi hingga petang.

Peran Pendidikan Vokasional Masih Belum Kuat di Kalteng 2
Foto bersama pada Kegiatan Forum Group Discussion (FGD) yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek (Kemendikbudristek).

Acara dibuka oleh Asisten Setda Provinsi Kalteng Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Sri Widarnani mewakili Sekretaris Daerah Provinsi Kalteng, H. Nuryakin yang sedang menghadiri kegiatan lain.

Pendidikan vokasional itu dimaksudkan di sini adalah pendidikan formal yang mengutamakan keterampilan dan penguasaan atas suatu bidang ilmu. Pada pendidikan sekolah menengah, maka pendidikan vokasional itu diwakili oleh Sekolah-sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sedangkan pada pendidikan tinggi pendidikan serupa itu diselenggarakan oleh politeknik-politeknik yang berstrata Diploma (D1 setahun, D2 dua tahun, dan D3 tiga tahun) sesuai lama waktu pendidikan keterampilan.

Pendidikan tinggi vokasional yang ada di Provinsi Kalteng saat ini tercatat yang berstatus negeri atau milik pemerintah adalah Politeknik Sampit, Politeknik Muara Teweh dan Politeknik Nanga Bulik. Sedangkan yang dikelola swasta terdapat Akademi Manajemen Keuangan Raya, Akademi Kebidanan Betang Asi Raya, dan Politeknik Kesehatan Eka Harap.

Menjadi bahan diskusi utama adalah bagaimana pendidikan vokasional ini dalam memenuhi tuntutan dunia pekerjaan dan pangsa pasar tenaga kerja di daerah ini. Diskusi yang dihantarkan oleh perwakilan dari Kemendikbudristek, Hedi Rohandi Agha.

BACA JUGA :  Tangkap Tangan MF, Satresnarkoba Polresta Palangka Raya Temukan 2 Paket Sabu

Diskusi dibagi dalam enam kelompok utama pembahasan yaitu, politik, teknologi, nilai-nilai, ekonomi, sosial dan lingkungan hidup.

Kehadiran dari mitra-mitra kerja dari pendidikan vokasional itu antara lain dari pemerintah daerah, satuan kerja perangkat daerah yang menangani bidang-bidang teknis seperti dari Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Perkebunan, dan Dinas Tenaga Kerja. Sedangkan dari Perguruan Tinggi antara lain diwakili oleh Fakultas Teknik Universitas Kristen Palangka Raya. Dari unsur swasta turut hadir dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia, pengelola Lembaga Pendidikan Keterampilan Eltibiz dan pers media massa.

Peran Pendidikan Vokasional dan Karakter Daerah Kalteng

Nilai-nilai budaya di daerah ini, harus diakui masih belum menyediakan Sumberdaya Manusia (SDM) yang bisa berkompetisi secara berkualitas dengan hal serupa dari daerah lain. Tentu saja karena sebab-sebab potensi Sumberdaya Alam (SDA) yang melimpah turut berperan dalam pembentukan nilai dan spirit dunia kerja belum mencapai target yang diharapkan. Untuk itulah jalur pendidikan vokasional diharapkan bisa lebih mendorong generasi muda Kalteng untuk menempuh dunia pendidikan yang mendukung keterampilan dalam dunia kerja. Terlebih lagi dengan tujuan agar pembangunan di daerah ini lebih melibatkan peran serta SDM lokal berkualitas dan bermental kuat dan siap pakai.

Hal itu juga yang menjadi maksud tujuan diadakannya acara ini, dan juga pada acara berikutnya, sebagaimana dikatakan oleh Ketua Panitia Wakil Direktur I Politeknik Sampit, ibu Lilis Indriani. Bahwa acara ini tidak hanya sekali ini karena begitu banyak persoalan yang harus digali dan dijadikan bahan penemuan solusi ke depannya. Rencananya hasil-hasil FGD ini akan dijadikan naskah akademis untuk diserahkan pada Kemendikbudristek sebagai penentu kebijakan pendidikan nasional di pusat. (CPS)

BACA JUGA :  BGP KALTENG DAN DINAS PENDIDIKAN KAPUAS GELAR PAMERAN FESTIVAL HASIL BELAJAR CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 7

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.