Palangka Raya (Dayak News) – Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) tidak hanya menjadi kurikulum pendidikan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Bagi jajaran pimpinan perguruan tinggi, AIK ini merupakan spirit yang melandasi kehidupan mereka di dalam dan luar kampus.
Hal itu disampaikan Anggota Majelis Pendidikan Tinggi, Penilitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) Pengurus Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Sutrisno MAg saat menjadi narasumber Seminar dan Lokakarya Kurikulum AIK Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR), Selasa (23/8/2022).
Sutrisno dalam paparannya mengatakan, Kurikulum AIK ini bukan hanya pedoman pendidikan yang harus dijalankan di perguruan tinggi Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Namun juga harus menjadi spirit dalam kehidupan sehari-hari di luar kampus bagi jajaran pimpinan, dosen, pengajar, dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah.
Bagi jajaran pimpinan perguruan tinggi Muhammadiyah, implementasi AIK dalam kehidupan sehari-hari di luar kampus akan mendorong mereka untuk menjadi teladan bagi masyarakat sekitar, mampu menjadi imam, khatib, dan peneliti, sebagai penghapal dan pengamal Alquran, bersyariah secara istiqamah, terbiasa menjalankan amalan-amalan wajib dan sunnah.
Dalam keorganisasian Muhammdiyah, mereka aktif dalam pengkaderan.
“Di lingkup kampus, mereka mampu membuat perencanaan, melaksanakan, dan mengevaluasi Pendidikan AIK untuk diri sendiri, pimpinan, dosen, tenaga pendidik, dan mahasiswa,” papar Sutrisno.
Dia menambahkan, selain bagi jajaran pimpinan, spirit AIK ini juga selayaknya dapat dilaksanakan para dosen, pendidik, dan mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah.
Kegiatan dalam rangka penguatan pelaksanaan Kurikulum AIK yang digelar Lembaga Pembinaan Pengembangan Keislaman dan Kemuhamadiyahan UMPR di Aula Utama itu sendiri dibuka Rektor UMPR Dr H Sonedi MPd. Adapun peserta seminar dengan tema “Pendidikan AIK Sebagai Driving Force Kampus UMPR Yang Unggul dan Berkarakter” itu antara lain, jajaran pimpinan UMPR, para dosen, pendidik, dan mahasiswa dari berbagai fakultas di UMPR. (din)