Palangka Raya (Dayak News) Pandemi Covid-19 yang telah memasuki tahun kedua saat ini berpotensi menyebabkan lost generations atau generasi yang hilang di Indonesia. Muhammadiyah, salah satu ormas keagamaan terbesar di Tanah Air mengantisipasinya dengan upaya penguatan dakwah.
Ketua Lembaga Dakwah Khusus Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Dr HM Ziyad menyebut, pandemi Covid-19 yang diiringi dengan sejumlah pembatasan aktivitas sebagai upaya antisipasi, berdampak negatif terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat. Salah satunya di dunia pendidikan.
“Anak-anak harus sekolah di rumah secara daring (dalam jaringan) sudah lebih dari setahun. Mereka menjadi terbiasa berpikir mekanis dan sangat tergantung dengan teknologi,” ujar Ziyad saat melakukan silaturahmi ke Sekretariat Pengurus Wilayah (PW) Muhammadiyah Kalimantan Tengah (Kalteng), kemarin (5/3/2021).
Dijelaskan Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat ini, proses pembelajaran secara tidak langsung dalam rentang waktu yang lama ini menyebabkan peserta didik mengalami pengurangan knowledge (pengetahuan), pemahaman norma-norma sosial, dan lainnya. Hal tersebut biasa diajarkan guru dalam pengajaran tatap muka langsung di sekolah.
“Kalau sekolahnya di rumah, guru tidak melihat bagaimana sikap murid, kesopanannya, disiplinnya saat belajar,” ujar Ziyad.
Di samping itu, pembatasan pergaulan langsung pada anak juga akan berpengaruh pada tumbuh kembang mereka. Pasalnya, di usia anak sekolah, mereka tetap membutuhkan ruang gerak dan aktivitas bermain di samping masa-masa belajar.
Kondisi demikian, lanjutnya, berpotensi membuat generasi ini kehilangan pemahaman terhadap norma-norma sosial dalam kehidupan bermasyarakat di kemudian hari.
“Akan terjadi lost generations. Karena itu kami mendorong pemerintah melalui Kementerian Pendidikan untuk segera merumuskan konsep pendidikan yang mampu membuat anak didik ber-akhlakul karimah (akhlak mulia),” ujar Ziyad saat berdiskusi dengan Ketua Pengurus Wilayah (Muhammadiyah Kalteng Dr H Ahmad Syari’i dan sejumlah pengurus lainnya.
Di PP Muhammadiyah sendiri, lanjut Ziyad, pihaknya mengantisipasi potensi lost generations ini dengan memperkuat bidang dakwah. Selain dengan mendorong lahirnya kader-kader pendakwah baru, Muhammadiyah juga terus mengembangkan lembaga-lembaga pendidikan yang memiliki orientasi pembentukan akhlakul karimah generasi muda di daerah-daerah, termasuk di wilayah Kalteng.
Ditambahkannya, untuk wilayah Kalteng ini, kondisi geografis yang luas dan penduduk yang tinggal terpencil di banyak pesisir sungai memang menjadi tantangan tersendiri bagi upaya dakwah. Kendati demikian, Ziyad mengaku optimistis hambatan tersebut tetap dapat diatasi dengan adanya semangat bersama para pengurus Muhammadiyah dalam upaya penciptaan para pendakwah baru yang siap mengabdi di daerah-daerah. (Sar)