PROGRAM SIMPANAN, BPK GUMAS RANGKUL 4.758 PELAJAR

oleh -
oleh
PROGRAM SIMPANAN, BPK GUMAS RANGKUL 4.758 PELAJAR 1

Kuala Kurun, 20/2/2020 (Dayak News). Pimpinan Bank Kalteng Cabang Kuala Kurun, Empas Salomo Umar mengatakan sejak dilaunching tahun 2016 hingga saat ini, jumlah pelajar se Gumas yang menjadi nasabah program tabungan Simpanan Pelajar (Simpel) Bank Kalteng Cabang Kuala Kurun sebanyak 4.758 orang

“Total saldonya saat ini sebesar Rp 5.575.372.622,” ujar Empas, Rabu (19/2).

“Mereka (pelajar) yang menjadi nasabah Simpel Bank Kalteng Cabang Kuala Kurun,mulai dari siswa/siswi PAUD,TK,SD,SMP dan SMA sederajat/Madrasah. Mereka yang berusia di bawah 17 tahun dan belum memiliki KTP (Kartu Tanda Penduduk),” lanjut Empas.

Apa saja persyaratan bagi siswa/siswi yang ingin menjadi nasabah Simpel Bank Kalteng Cabang Kuala Kurun.

Suami Wella Marvolinsa itu menjelaskan persyaratannya, yakni siswa/siswi mengisi formulir secara lengkap dan melengkapi dokumen untuk pembukaan rekening tabungan.

Seperti kartu pelajar siswa dan surat keterangan dari sekolah, KTP/SIM orang tua, KK (Kartu Keluarga) dan Akta Kelahiran siswa/siswi yang bersangkutan,serta surat pernyataan dari orang tua.

“Saldo awalnya minimal Rp 5.000. Selanjutnya setoran tunainya minimal Rp 1.000,” terang ayah dari Yohana Meisha Putri, Christodeo Cleonrais Putra, Yudhistira Van Dehen dan Jevanadon Darren Banedict tersebut.

Soal manfaat dari program Simpel, anak ke 10 dari 14 bersaudara pasangan Salomo Umar dan Tuah Birim itu mengatakan, manfaatnya untuk menumbuh kembangkan budaya gemar menabung di kalangan siswa/siswi PAUD, TK, SD, SMP dan SMA sederajat/Madrasah yang berusia di bawah 17 tahun.

“Menabung itu banyak manfaatnya. Maka seyogyanya pengelolaan keuangan yang baik di latih kepada anak sejak usia dini. Kalau sejak usia dini budaya gemar menabung dikenalkan, maka usia remaja, dewasa hingga tua pun, hal itu (gemar menabung) menjadi sebuah kebiasaan,” ujar Empas.

BACA JUGA :  KADO DARI MURI UNTUK BKKBN

Pihaknya berharap orang tua di Gumas mengajarkan kemandirian dan kedisiplinan kepada anaknya dalam hal pengelolaan keuangan yang baik.

“Pun halnya pihak sekolah, pemberian pemahaman terhadap siswa/siswi akan pentingnya menabung sebuah keniscayaan. Tumbuhkan budaya gemar menabung dan tinggalkan budaya hidup yang konsumtif,” tukas Empas.(AI/BBU).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.