PONTIANAK, 21/5/19 (Dayak News). Pelaksanaan pekan Gawai Dayak yang berlangsung selama satu minggu di Kota Pontianak memiliki tujuan untuk mempromosikan dan mensosilsialisakan adat dan seni budaya Dayak yang menjadi perekat dalam peradapan . Selain itu juga untuk mewujudkan misi Dayak bersatu Dayak sejahtera seperti yang diamanatkan dalam musyawarha Nasional ke II Dewan Adat Dayak Kalbar.
Hal itu dikatakan ketua panitia pekan gawai Dayak Provinsi Kalbar Sekundus saat pembukaan pelaksanaan Pekan gawai Dayak ke 34 di rumah Ragang Pontianak pada Senin (20/5/19).
Dikatakan, dengan pelaksanaan Gawai Dayak kita tingkatkan solidaritas dalam keberagaman untuk memperkeuatkan seni budaya daerah di Kalbar yang berkwalitas. Pelaksanaan Gawai Dayak mengambil dengan sub tema budaya daerah merupakan nilai seni perekat hidup bagi bangsa dan negara untuk menujunjung tinggi nilai Pancasila dalam bingkai NKRI di Kalbar.
Selanjutnya kegiatan pekan Gawai Dayak dilaksanakan selama sepekan yang dimulai pada Senin (20/5/19) bertempat di rumah dagang Pontianak. Sementara peserta pekan wagai dayak ini terdiri dari 53 Sanggar yang berada di bawah naungan Sekretariat Bersama (Sekber) Kalbar.
Dalam Pekan gawai Dayak ke 34 ini, juga dihadiri “pasukan” Merah Tariuh Borneo. Dimana pasukan ini selalu setia mengawal pelaksanaan Pekan gawai Dayak di Kalbar.
Sementara itu ketua Sekretariat Bersama (Sekber) Kalbar Yohanes Oendoen mengatakan, Gawai Dayak tahun 2019 adalah yang ke 34 berarti bukan lagi berusia balita. Tetapi sudah dewasa dan hal ini merupakan peristiwa seni budaya terbesar di Kalbar.
Ia mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi kepada Pemda Kalbar melalui Dinas Pariwisata pemuda dan olah raga yang menjadikan pekan Gawai Dayak menjadi kalender Wisata di Kalbar serta Kementerian dan pendidikan.
Pelaksanaan Pekan Gawai Dayak ini hendaknya menjadi perekat kehidupan berbagsa dan bernegarara. Dengan olah rasa akan timbul saling mencintai dan saling menghargai. Selanjutnya cinta adalah akar persaudaraan cinta adalah awal dari kehidupan untuk damai.
Pihaknya meminta dan sekaligus mengusulkan agar bahasa Dayak dapat dimasukkan dalam pelajaran dna menjadi muatan lokal di sekolah. Selain tu juga mengusulkan agar setiap 20 mei menjadi libur daerah.(Dayak News/SOS/BBU).