Palangka Raya, 2/12/19 (Dayak News). Berbagai produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kabupaten Gunung Mas Provinsi Kalimantan Tengah perlu dipromosikan untuk memasarkan ke berbagai daerah di Indonesia.
Hal ini disebutkan tim pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat Program Pascasarjana Universitas Palangka Raya yang melakukan kegiatan stimulan di Gumas sejak Oktober-Nopember 2019.
Dalam rentang waktu tersebut, tim yang dipimpin Dr Luluk Tri Harinie SE MM, didampingi anggota Dr Alexandra Hukom SE MSi dan Jumaeh SE melakukan pengamatan, sosialisasi, pelatihan, dilanjutkan dengan monitoring dan evaluasi.
Kegiatan stimulan PKM ini diselenggarakan Program Pascasarjana UPR sesuai arahan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Kami berterimakasih kepada Bapak Rektor dan Direktur Pascasarjana UPR Ibu Prof Dr Ir Yetrie Ludang MP atas persetujuan dan dukungannya terhadap kegiatan kami ini, kata Dr Luluk Tri Harinie.
Jumlah UMKM menurut data dari Dinas Transmigrasi Tenaga Kerja dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Gumas mencapai 3.754 wirausahawan, 3.417 usaha berskala mikro, 336 usaha kecil, dan 1 usaha menengah.
Berdasarkan analisis situasi di lapangan dan hasil diskusi dengan para pelaku usaha, kendala utama yang dihadapi para wirausahawan Gumas ini adalah promosi produk usahanya.
“Para wirausahawan berkeinginan produknya dikenal masyarakat sehingga usahanya bertahan dan semakin berkembang. Namun, untuk melakukan promosi produk, dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Mereka tidak mampu mewujudkannya, kata Dr Luluk.
Untuk itu, tim PKM Program Pascasarjana UPR memberi pendampingan terhadap enam mitra wirausahawan UKM, antara lain Daniel, pemilik home industry kreatif Anak Lewu, Harmuda, pembuat alat musik tradisional kecapi, Endang, pengelola usaha fotokopi Erikson, Mama Noval, pengelola usaha penjahit Nayla, Koleng pengelola toko sembako Ardim, dan Oeng Tenun pembuat kerajinan anyaman.
Kita mencoba melatih mereka dalam membuat promosi produk hasil usaha dengan jangkaun pemasaran yang luas, cepat, dan murah, tanpa mengeluarkan biaya sama sekali, sebutnya.

Ini diawali sosialisasi dan pelatihan dengan memberikan modul cara penggunaan media online sebagai sarana promosi produk hasil usaha para mitra.
Mereka dilatih menyebarkan informasi tentang produk melalui penggunaan media sosial sebagai sarana komunikasi dengan konsumen.
Jaringan dalam media sosial merupakan bentuk baru dari dialog antara consumer to consumer dan business to consumer yang memiliki implikasi besar terhadap pemasar. Dari tool (alat) tersebut kemudian di-share melalui aplikasi chatting pada aplikasi media sosial whatsapp.com.
Strategi pemasaran
Menurut Luluk, pemasaran dengan media sosial ini memungkinkan wirausahawan membangun hubungan sosial yang lebih personal dan dinamis dibandingkan dengan strategi pemasaran tradisional. Mereka juga dapat membuat interaktif digital promosi produk usaha sesuai keinginannya.
“Cara ini tanpa mengeluarkan biaya promosi sama sekali. Yang diperlukan hanya kreativitas dalam membuat gambar dan kata-kata yang mudah dipahami, sehingga menarik minat masyarakat membaca dan memahami pesan yang dibagikan melalui aplikasi chatting pada media sosial, ujarnya.
Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan monitoring dan evaluasi akhir. Tujuannya, mengukur tingkat pemahaman wirausahawan dalam melakukan kegiatan promosi secara online, serta mengetahui apakah pelaksanakan kegiatan PKM ini dapat memberikan manfaat bagi mitra PKM dalam pengembangan usahanya.
Dari kegiatan itu diketahui bahwa wirausahawan mitra PKM sudah mampu serta mahir membuat model promosi produk yang menarik melalui aplikasi online. Hasilnya mereka mampu meningkatkan volume penjualan produk dibanding sebelumnya. (Sar/sky)