Kuala Kurun, 9/9/19 (Dayak News). Bupati Gunung Mas (Gumas) mengatakan, kasus pencurian milik warga oleh warga lainnya masih kerap terjadi di Gunung Mas (Gumas). Dalam merubah mental masyarakat semacam ini dibutuhkan regolasi berupa peraturan desa.
Mental oknum masyarakat semacam itu harus dikendalikan dengan aturan hukum.
“Kerap menerima laporan pencurian menindak oknum warga desa yang mencuri tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan warga desa lainnya yang ada dalam satu desa,” kata Wakil Bupati (Wabup) Gumas, Efrensia LP Umbing kala membuka pelatihan pengendalian keamanan dan kenyaman lingkungan (K2L), di aula Hotel Lising, Kuala Kurun.
“Kerap terjadi kan di desa, tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan yang ditanam warga di samping dan belakang rumahnya atau di lahan yang dimilikinya ketika sudah membuahkan hasil, dicuri oleh oknum warga desa lainnya. Masyarakat mental semacam ini tidak baik,” kata Efrensia LP Umbing.
“Oknum warga yang kedapatan mencuri, itu harus ditindak melalui hukum adat yang diatur oleh peraturan desa,” tegasnya.
Mantan Kepala Inspektorat Provinsi Kalteng itu menilai, pencurian tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan bisa melemahkan semangat warga yang sudah menanamnya.
“warga melakukan menanam sayur-sayuran dan buah-buahan dengar kerja keras, namun dengan harapan apa yang ditanamnya memberi manfaat untuknya. Tapi kalau dicuri, semangatnya untuk menanam lagi bisa kendur bahkan pupus. Manfaatkanlah halaman samping dan belakang rumah bahkan lahan yang dimiliki untuk menanam sayur-sayuran dan buah-buahan agar ketergantungan dengan penjual keliling bisa diminimalisir. Budaya “petik” itu harus ditinggalkan dan bangkitkan budaya “tanam”, paparnya.
Tapi, lanjut dia, Perdes untuk menindak oknum warga desa yang mencuri tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan warga desa lainnya yang ada dalam satu desa harus dimiliki oleh desa di Gumas.
“Saya harap kepala desa (Kades) di Gumas dapat memikirkan hal itu dan membuatnya menjadi Perdes, supaya dalam satu desa, warga desanya memiliki sifat saling menghargai, saling bergotong royong dan menghidupkan budaya “tanam” agar bisa maju dan sejahtera warganya,” tutur mantan Sekda Gumas tersebut. (Dayak News/AI/BBU.)