Rumah Sakit Pengampu Diabetes untuk Tingkatkan Standar Perawatan

oleh -
oleh
Rumah Sakit Pengampu Diabetes untuk Tingkatkan Standar Perawatan 1
foto ilustrasi (Istimewa/freefik)

Dayak News – Diabetes merupakan penyakit kronis yang memengaruhi kemampuan tubuh dalam mengelola kadar gula darah. Penanganan yang komprehensif dan sesuai kebutuhan setiap pasien menjadi kunci dalam pengelolaan penyakit ini. Keberadaan rumah sakit pengampu diabetes berperan penting untuk membantu pasien mengatasi kondisi mereka secara optimal.

Jika tidak ditangani dengan baik, diabetes dapat memicu komplikasi serius, seperti gangguan pada jantung, kerusakan ginjal, hingga masalah penglihatan.

Ketua Umum Pengurus Pusat Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PP Perkeni), Prof. Em Yunir, menyambut baik langkah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menetapkan RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) sebagai rumah sakit rujukan nasional untuk penanganan diabetes. Upaya ini bertujuan menciptakan standar perawatan yang seragam bagi pasien diabetes di seluruh Indonesia.

“Kami akan memberikan pelatihan kepada rumah sakit lain agar dapat menerapkan prosedur standar yang seragam. Pelatihan ini mencakup pemenuhan fasilitas medis, tenaga dokter, obat-obatan, hingga ruang perawatan yang sesuai. Kami juga akan menetapkan standar berdasarkan tingkat layanan, termasuk madya,” kata Yunir seperti dikutip dari Berita Satu pada Selasa (26/11/2024).

Ia menjelaskan bahwa rumah sakit pengampu diabetes, baik tipe B, C, maupun yang berstatus madya hingga paripurna, termasuk RSCM, akan melatih dokter dan tenaga medis untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menangani penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung.

Yunir juga berharap agar rumah sakit umum daerah mampu menangani pasien diabetes, sehingga masyarakat tidak perlu melakukan perjalanan jauh ke kota besar untuk mendapatkan perawatan spesialis.

Meski demikian, ia mengakui pengelolaan diabetes di rumah sakit masih menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan regulasi dan ketersediaan obat-obatan. Kondisi ini sering kali memengaruhi manajemen rumah sakit yang harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan pasien, terutama yang menggunakan layanan asuransi pemerintah seperti BPJS.

“Hambatan bisa datang dari berbagai pihak, mulai dari manajemen rumah sakit, penyedia asuransi, pasien, dokter, hingga sistem rujukan. Meski dalam keterbatasan, kita tetap harus berusaha memberikan pelayanan terbaik,” ujar Yunir.

Ia menegaskan pentingnya dukungan dari pemangku kebijakan untuk menjamin ketersediaan obat-obatan, terutama obat penurun gula darah, serta pengobatan untuk penyakit penyerta seperti hipertensi dan kolesterol yang sering dialami pasien diabetes.

Selain itu, Yunir mengingatkan pasien agar disiplin dalam menjalani kontrol rutin dan mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter untuk mencegah komplikasi.

“Banyak pasien, terutama lansia, kesulitan datang tepat waktu karena tidak ada yang mengantar atau harus izin kerja. Jika terlambat kontrol, risiko komplikasi meningkat. Dalam jangka panjang, hal ini bisa memicu masalah serius seperti gangguan penglihatan atau infeksi,” tambahnya.

Dengan keberadaan rumah sakit pengampu diabetes, diharapkan pasien dapat menerima perawatan yang lebih intensif dan terkontrol, sehingga kondisi mereka dapat dikelola dengan lebih baik. Informasi kesehatan lainnya bisa kunjungi idibiaknumfor.org

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.