Palangkaraya (Dayak News) – PPIG UPR bekerja sama dengan Program Studi Sosiologi FISIP UPR dan UGM Fakultas Ilmu Budaya Departemen Antropologi melaksanakan acara Launching & Diskusi Buku “Hidup Bersama Raksasa: Manusia dan Pendudukan Perkebunan Sawit” di Ball Room lantai 6 PPIG UPR, (23/11/2022).
Dalam acara tersebut Prof. Tania Murray Li menyampaikan gambaran tentang buku yang ia tulis bersama Prof. Pujo Semedi, Tania mengatakan bahwa pemilik kebun sawit memiliki kencendrungan untuk mengeluarkan biaya lebih sedikit apabila dibandingkan perusahaan sawit.
“Perusahaan harus membayar mandor, supir dan lain sebagainya perusaah besar cenderung memiliki pengeluaran yang lebih besar apabila dibandingkan pemilik kebun, cara perkebunan sawit tidak terlalu berubah dan pemilik kebun paham bagaimana perusahaan besar itu bekerja, karena tidak ada perkembangan teknologi berarti dalam penanaman sawit,” tutur Tania.
Tambahnya, Tania memberi contoh tentang rendahnya pajak di Sanggau di Kalimantan Barat yang tidak membawa dampak berarti bagi masyarakat di sana, ia menggambarkan situasi masyarakat Kalimantan yang seperti hantu di lahan sendiri.
“Sanggau di Kalimantan Barat di sana pajak sangat rendah sawit 2,3% dari pendapatan daerah yang berasal dari pajak perusahaan, jadi jalan raya jelek dan sekolah juga, sawit uangnya bagus, uang dapat menciptakan macam-macam kemungkinan baru yang memungkinkan kemakmuran, bagi orang yang diduduki raksasa seperti lahan mati seperti isitilah hantu di lahan sendiri,” pungkas Tania. (Jef)