Puruk Cahu (Dayak News) – Berdasar pengalaman terdahulu, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) paling sulit ditangani di wilayah Kabupaten Murung Raya (Mura) adalah yang terjadi di titik yang tak terjangkau petugas pemadaman. Menghadapi musim kemarau 2021 ini, pihak terkait diharapkan sudah mulai menyusun langkah antisipasi.
“Sebagian besar kasus karhutla terjadi di titik yang susah ditangani petugas di lapangan, karena berada di dalam hutan,” terang Sekretaris Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Mura Maria Hetty, Jumat (25/6/2021).
Guna mengantisipasi hal itu, lanjut Maria, upaya pencegahan mutlak diperlukan. Sebab, jika hanya mengandalkan penanganan di lapangan, petugas selalu terhalang akibat faktor geografis.
“Seluruh pihak terkait dalam penanganan karhutla ini harus terus aktif memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk bersama melakukan pencegahan,” imbaunya.
Maria melanjutkan, di samping pencegahan, pola penanggulangan karhutla serta peralatan dan tenaga pemadaman juga tetap harus dipersiapkan. Perangkat dimaksud terutama yang bersifat mobile, sehingga mudah dibawa ke lokasi-lokasi sulit untuk melakukan pemadaman karhutla.
“Sebelum memasuki musim kemarau, kita bersama-sama mencari solusi terbaik dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan ini,” ajak legislator dari Partai NasDem itu.
Dia juga menambahkan, pihaknya mengapresiasi langkah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mura yang telah melakukan sejumlah persiapan kendati belum terlihat tanda-tanda datangnya musim kemarau tahun 2021.
“DPRD mengapresiasi dan mendukung Pemkab Mura yang sejak dini telah mempersiapkan upaya penanggulangan karhutla, meski saat ini kondisi alam masih belum menunjukan adanya tanda-tanda kemarau,” tandasnya. (Sar)