Kasongan 11/11/19 (Dayak News). Diladang yang sempat dibersihkan secara apik oleh warga masyarakat bersamaan sudah turun merata air hujan langsung disambut dengan suka cita manugal butiran benih bibit padi oleh masyarakat adat dayak di daerah Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah (Kalteng).
Tingginya curah hujan saat ini moment yang paling ditunggu-tunggu oleh para petani. Tradisi untuk menanam padi atau dalam bahasa dayaknya disebut manugal.
Sejak beberapa pekan belakangan ini aktifitas masyarakat yang sedang menanam padi sudah menjadi pemandangan sehari-hari.
“Musim penghujan seperti ini waktu yang tepat bagi kami,petani tradisional untuk menanam padi atau dalam bahasa dayaknya manugal,”ungkap Perie Senin (11/11).
Manugal lanjutnya karena sudah menjadi tradisi kita orang dayak dilakukan dengan cara (handep haroyong red) atau bergotong royong.
Handep ini dengan cara bergiliran,misalnya hari ini kita manugal diladang milik si A besok hal yang sama kita lakukan di ladang milik si B,terangnya.
Adapun padi yang ditanam berusia 6 bulan,selama proses pertumbuhan sampai masa panen atau manggetem sangat diperlukan pemeliharaan yang ekstra ketat dengan melakukan pembersihan rumput atau ilalang yang tumbuh. Semuanya dilakukan secara tradisional tanpa mengunakan racun, kata Perie (PND/Den).