Kasongan, (Dayak News) -Bupati Katingan Sakariyas meminta Harga Satuan Dasar (HSD) dibuat perdesa. Selama ini basic price disusun hanya sampai kecamatan, akibatnya sangat berpengaruh terhadap kualitas fisik pembangunan di pedesaan. Dimana kontraktor yang melaksanakan pekerjaan merugi dan berdampak terhadap kualitas pekerjaan.
“Basic price hanya dihitung sampai kecamatan, tanpa memperhitungkan kembali transportasi untuk mengangkut barang sampai desa. Tentu saja hal itu cukup menghambat pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Katingan,” ujarnya saat membuka acara Bimbingan Teknis Penyusunan HPS di Aula Kantor Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perhubungan Kabupaten Katingan, Senin (28/3).
Untuk itu orang nomor satu di Kabupaten Katingan ini berharap instansi teknis bisa mencermati perbedaan harga itu. Estimasi harus diukur secara akurat dan jangan sampai terjadi pengelembungan harga.
“Selama inikan harga di Kecamatan semua sama, padahal tiap desa pasti berbeda. Itu sangat merugikan kontraktor,” tuturnya.
Diapun menginginkan setiap perencanaan fisik pekerjaan harus bisa mengestimasi dari angkutan, pajak dan biaya overhead. Kenaikan BBM harus bisa diprediksi agar dampak perubahan harga tidak begitu berpengaruh kepada kualitas pekerjaan.
“Bila kontrak telah ditandatangan, maka harga sudah tidak bisa dirubah. Untuk itu semua perencana wajib membuat estimasi dalam menyusun HPS,” tegasnya.
HPS, kata mantan pimpinan Bank Kalteng cabang Kasongan ini menjadi acuan dalam mengevaluasi penawaran untuk mendapatkan harga yang wajar dan dapat dipertanggungjawabkan dalam pengadaan barang dan jasa. Penyusunannya harus berdasarkan keahlian kalkulasi dan dianalisa secara profesional serta ditandatangani eksekutif yang memiliki otoritas berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan.
“Penyusunan HPS menjadi syarat mutlak dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan,” bebernya.
Ia berharap, semua peserta dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama pelatihan. Dalam hal ini ASN, Penyedia Jasa dan penyedia konsultasi.
“Harapan saya semua peserta dapat mempraktikan ilmu pengetahuan dalam pelatihan ketika menjalankan dan mengembangkan proyek sesuai biaya dan tenggang waktu yang telah ditentukan. Tentunya tanpa mengabaikan kualitas pekerjaan,” tukasnya. (Dan)