Kasongan (Dayak News) – Tangan Budy Hermanto tak henti memencet tombol hand phone. Sekali kali ia menelpon. “Mas tolong rekening untuk donasi. Kami DPRD urunan untuk bantu korban banjir. Dilain sambungan terdengar nada memotivasi kawan kawannya. “Ayo bantu yang lebih banyak. Masa anggota DPRD sumbangannya cuma segitu.”
Pagi itu sekira jam 08.00 wib, Sabtu (11/9), saya mendapat telpon dari ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Katingan, Kawit Maulana yang meminta untuk ikut menyampaikan bantuan SMSI serta empat organisasi massa di Kalimantan Tengah pada Kecamatan Tasik Payawan, Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah.
Tasik Payawan merupakan wilayah hilir ibukota Kabupaten Katingan, Kasongan. Luapan air diperkirakan akan semakin lama di tempat itu, karena letak geografisnya berada di dataran rendah. Ketergantungan masyarakat terhadap sumber daya alam membuat aktivitas ekonomi lumpuh total saat diterjang banjir.
Sekira jam 08.30 kami memulai perjalanan. Tumpukan sampah nampak berserakan di pinggir jalan. Hewan ternak berkumpul di jalan raya bersatu padu. Pos pos pengungsian masih banyak berdiri di bahu jalan. Luapan air sungai Katingan yang sudah mulai berkurang terdengar gemerisik, saat kami melewati gorong gorong km 13 Kereng Pangi, seolah olah memperingatkan bahaya bencana ekologis itu.
Saat banjir melanda, gorong gorong itu ambruk. Akibatnya jalan Trans Kalimantan Tengah dari Palangka Raya menuju Sampit terputus selama tiga hari.
“Bisa gantikan menyetir Bang,” pinta Budy Hermanto.
Budy Hermanto adalah anggota DPRD Katingan periode 2019-2024. Ia merangkap sebagai Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia Kabupaten Katingan (KNPI). Wilayah pemilihannya berada di bagian sebelah muara Kecamatan Katingan Hilir.
“Mas Frans tolong rekening untuk donasi. Kami DPRD urunan untuk bantu korban banjir,” terdengar suara Budy Hermanto menelpon salah seorang kolega. Dilain sambungan terdengar nada memotivasi kawan kawannya. “Ayo bantu yang lebih banyak. Masa anggota DPRD bantuannya segitu.”

Kata Budy, anggota DPRD Katingan ada 25 orang. Jika dikalikan nominal dengan jumlah itu, cukup significan bagi korban banjir. Keinginan Budy jika dana terkumpul, bantuan akan dibagi per daerah pemilihan.
Masuk desa Kereng Pangi, Kami mampir di dapur umum Karang Taruna untuk menyampaikan bantuan. Sarana ini dikelola warga setempat. Fungsinya sangat vital menyuplai makanan siap saji. Aktivitas masyarakat yang terhenti selama banjir, sangat terbantu dengan adanya supply makanan itu.
Rombongan yang terdiri dari SMSI Katingan, KNPI Katingan, Karang Taruna Provinsi Kalimantan Tengah, PGRI Kota Palangka Raya dan Jip Adventure Palangka Raya lanjut perjalanan.
Budy Hermanto juga yang menginisiasi perkumpulan lima lembaga itu. Tujuannya, supaya bantuan bisa lebih banyak untuk masyarakat.
Masuk Kecamatan Tasik Payawan, nuansa darurat banjir makin terasa. Mobil-mobil berbaris panjang di pinggir jalan, mengular. Sirene bala bantuan tim rescue meraung raung hilir mudik. Polisi nampak berjaga jaga di jalur jalan terendam air.
Mengikuti instruksi petugas, Kami berhasil melewati jalan yang terendam hingga paha orang dewasa. Di lokasi Trans Hiyang Bana itu, tim gabungan sempat membagi bantuan.
Perjalanan dilanjutkan menuju desa Talingke.
Sekira 500 meter menuju kampung, jalan terendam air. Kedalamannya tidak tanggung hingga setinggi leher orang dewasa. Di tempat itu telah disediakan Posko. Transportasi beralih menggunakan perahu motor kecil.
Dengan sigap, Budy Hermanto mengatur bongkar muat logistik. Rupanya daftar nama keluarga yang menerima bantuan telah dikantongi. Pengalamannya sebagai buruh kasar dan operator alat berat perusahaan telah membuatnya matang untuk mengerjakan hal itu.
Rombongan akhirnya dipecah menjadi tiga. Sebanyak 12 unit perahu motor dikerahkan membawa penumpang dan logistik. “Jarak tempuh lewat darat sejauh enam kilometer bisa ditempuh selama setengah jam, akibat banjir, satu jam baru sampai menuju desa Talingke,” tutur Nur Abdiansyah, Sekretaris Desa Talingke.
Mendekat desa, pemandangan miris tersaji didepan mata. Semua lahan perkebunan, jalan di belakang kampung tenggelam. Membentuk sebuah danau besar. Arus deras bergelombang. Sebuah jembatan yang menghubungkan desa tak terlihat lagi. Rumah rumah warga semua terendam air setinggi 1,5 meter. Sungai Katingan yang dulunya tenang, kini berarus deras dan bergelombang.
Untuk mengantar bantuan, relawan harus bercebur ke lokasi jalan yang terendam setinggi leher orang dewasa.
Rumah rumah warga tertutup rapat. Tujuannya agar arus deras tidak masuk.
Beberapa relawan sempat terseret arus. Beruntungnya sembako telah dibagikan.
Tepat jam 14.00 wib, pembagian sembako sebanyak 204 paket selesai.
Kebutuhan pokok yang terdiri beras, gula, kopi, sarden dan lainnya terbagi merata kepada seluruh kepala keluarga di desa Talingke. “Kami mengucapkan terima kasih kepada dermawan yang telah memberi bantuan. Ada 204 kepala keluarga di desa ini dengan jumlah penduduk 687 jiwa,” ucap Sekretaris Desa haru.
Saat kembali ke angkutan darat, tim bertemu rombongan yang mengangkut kebutuhan masyarakat menggunakan pick up. “Ini tambahan bantuan dari Haji Hanafi Pak,” sebut sopir.
Sekedar diketahui, H. Hanafi adalah warga desa Kereng Pangi. Profesinya adalah seorang pengusaha merangkap anggota DPRD Kabupaten Katingan periode ini. “Kemarin beliau telah menyampaikan bantuan, ini untuk tambahan, bagi masyarakat yang belum kebagian,” pungkas sang sopir.
Ternyata dua orang anggota DPRD Katingan ini, tergerak hatinya melihat kesusahan masyarakat. Tanpa terekspose media massa. Derma telah disampaikan langsung kepada yang membutuhkan. Bergerak dalam senyap.
Masih banyak anggota DPRD Katingan yang berjibaku menolong sesama dalam bencana. Tanpa pers release atau mengundang wartawan demi sebuah pencitraan Mereka tidak perlu media sosial. Baktinya nyata bagi masyarakat. Ya, mereka bertindak dalam bisu. (Dan)