MASJID CHENG HO LAMANDAU SIMBOL PERDAMAIAN UMAT BERAGAMA

oleh -
oleh
MASJID CHENG HO LAMANDAU SIMBOL PERDAMAIAN UMAT BERAGAMA 1
Foto bersama Bupati dan Wakil Bupati Lamandau, Kapolres Lamadau, Pabung 1014 Pangkalan Bun, anggota DPR RI komisi VI H Hamdhani, serta panitia lainnya, pada saat acara Tablikh Akbar dan Tasyakuran pembangunan Masjid Muhammad Cheng Ho Nanga Bulik. (Foto Dayak News/Fuad Siddiq).

Nanga Bulik – Dayak News. Keberadaan masjid Muhammad Cheng Ho di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah, yang dikenal sebagai masjid pertama di Indonesia yang menggunakan nama orang muslim Tionghoa.

Masjid ini merupakan salah satu dari inspirasi dari simbol perdamaian umat beragama, khususnya diwilayah Kabupaten Lamandau dan Indonesia pada umumnya.

Hal ini diungkapkan secara langsung oleh Bupati Lamandau, H Hendra Lesmana, pada saat menyampaikan sambutannya dalam acara tasyakuran pembangunan masjid Muhammad Cheng Ho, tepatnya di Bundaran Alun-alun Trans E1 Kota Nanga Bulik, Sabtu (5/1/19) malam.

“Pengaruh dari masjid Muhammad Cheng Ho untuk kedamaian umat beragama sangatlah besar sekali, karena menggabungkan budaya etnis China dan Islam. Penggabungan dari 2 budaya inilah secara umum menggambarkan rasa persatuan dan kesatuan antara budaya China dan Islam,” katanya.

Orang nomor satu di Kabupaten yang berjuluk Bumi Bahaum Bakuba ini juga menambahkan, masjid tersebut tidaklah hanya sekedar sebagai simbol perdamaian bagi umat Islam yang ada diwilayah setempat saja, akan tetapi juga merupakan salah satu tempat ibadah bagi semua umat Islam, serta simbol kebersamaan, rasa cinta kasih, dan masjid ini juga merupakan salah satu tempat bertemunya semua aliran tanpa membedakan suku, bahasa dan lain sebagainya.

“Masjid Muhammad Cheng Ho ini merupakan tempat ibadah bagi umat Islam, tanpa ada perbedaan serta sebagai salah satu ikon perdamaian umat beragama. Dan yang lebih pentingnya lagi pembangunan masjid Muhammad Cheng Ho ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, baik masyarakat dan pemerintah daerah setempat,” bebernya.

Dirinya juga berharap, agar masyarakat yang ada diwilayah setempat tetap menjaga kenyamanan dalam beragama dan memajukan pembangunan masjid Muhammad Cheng Ho ini, karena ini merupakan tanggung jawab dari semua kalangan baik masyarakat dan pemerintah.

Sementara itu, Ketua panitia Tablikh Akbar pembangunan masjid Muhammad Cheng Ho, Bony, mengatakan bahwa, pembangunan masjid Muhammad Cheng Ho akan dibangun diatas tanah wakaf seluas 50 x 75 meter persegi yang mampu untuk menampung sekitar kurang lebih 300 Jama’ah. Masjid ini memiliki 8 sisi dibagian atas bangunan utamanya memerlukan biaya pembangunan sekitar Rp 2 miliar.

“Ukuran dan bentuk bangunan masjid ini memiliki makna yakni angka 11 untuk ukuran Ka’bah, angka 9 melambangkan Wali Songo dan angka 8 melambangkan Pat Kwa yang artinya keberuntungan atau kejayaan dalam bahasa Tionghoa,” pungkasnya. (Dayak News/Fuad/BBU)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.