Pangkalan Bun (Dayak News) – Dalam upayanya untuk dapat mengendalikan penyakit Tuberkolosis Resisten Obat (TB RO) di wilayah Kalimantan Tengah dan khususnya di Kotawaringin Barat, Tim Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Tengah menjalin kerjasama dengan Dinkes Kabupaten Kotawaringin Barat ( Kobar) menyelenggarakan Pelatihan Persiapan Layanan Penyelenggaraan Tatalaksana TB RO di RSUD Sultan Imanuddin (RSSI) Pangkalan Bun, Selasa (9/5/2023).
TB RO adalah kondisi di mana bakteri Mycobacterium Tubercolosis kebal terhadap obat anti TB, sehingga diperlukan pengobatan lanjutan dengan kombinasi obat yang mengakibatkan pengobatan lebih lama. Hal ini disebakan oleh bakteri yang lebih kebal dan lebih susah untuk disembuhkan.

Pada pelatihan ini dibahas mengenai proses strategi pencapaian pengendalian penyakit TB RO untuk wilayah Kalteng. Materi pelatihan disampaikan olh dr. Febiyanda Aris Nugraha, M.Kes yang merupakan Wasor TB Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah.
Mengusung materi pealatihan “Situasi Terkini Penanggulangan TBC di Provinsi Kalteng”, dr. Febiyanda Aris Nugraha, M.Kes menyampaikan, peningkatan kasus TB RO yang ditemukan dan diobati terdapat tantangan berupa angka keberhasilan yang rendah dan tingginya angka putus pengobatan pasien TB RO dan ini menyebabkan tatalaksana TB RO yang tersedia saat ini membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni minimal 20 bulan.

“Upaya tatalaksana pengunaan panduan pengobatan standar tersebut dapat berjalan baik, jika diimbangi dengan petugas-petugas pelaksana di layanan memilki pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang memadai,” tutur Febiyanda.
Sementara itu, Direktur RSSI Pangkalan Bun Fachruddin sangat mendukung kegiatan tersebut dan mengungkapkan bahwa kasus TB masih menjadi masalah di Indonesia termasuk Kalimantan Tengah dan Indonesia memiliki target Eliminasi TB yakni pada Tahun 2030.
“RSSI siap mendukung kegiatan penanganan TB RO khususnya kasus-kasus yang ada di Kabupaten Kobar. Kita siap bekerjasama dengan Dinkes Kabupaten maupun Dinkes Provinsi,” kata Fahruddin.
Fahruddin juga berharap dengan adanya pelatihan ini penanganan untuk kasus TB RO bisa lebih khusus dan terfokus lagi.
Pelatihan ini diikuti oleh seluruh petugas layanan TB di RSSI Pangkalan Bun, yang terdiri dari perawat TB per unit baik rawat jalan maupun rawat inap, petugas lab mikrobiologi, petugas farmasi, dokter umum dan dokter spesialis. (YPN/ADI)