Banjarmasin (Dayak News) Puncak musim kemarau tahun 2021 diprediksi terjadi pada Agustus mendatang. Namun, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan sudah mulai melakukan antisipasi dini kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalsel Roy Rizali Anwar mengatakan, berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terdapt 121 desa di berbagai wilayah Kalsel yang tergolong rawan karhutla.
Titik-titik kerawanan itu, sebut Roy, akan menjadi prioritas antisipasi. Di antaranya dengan memberikan edukasi kepada masyarakat dan perusahaan pemilik Hak Guna Usaha (HGU), melakukan koordinasi lintas sektoral dalam menjalankan Aplikasi Sistem Analisa Pengendalian Karhutla Secara Digital (Asap Digital) dan Lancang Kuning sesuai arahan Kapolri.
Dijelaskan Roy, edukasi ke masyarakat terus dikedepankan agar tidak membuka lahan dengan cara membakar. Selain merusak lingkungan dan dampaknya merugikan banyak sektor kehidupan dari kabut asap, katanya, pelakunya juga ditindak tegas secara hukum.
“Karhutla ini 99 persen akibat ulah manusia. Jadi kesadaran masyarakat termasuk korporasi ini paling diharapkan. Jangan sampai ada lagi yang membakar lahan apapun alasannya tidak dibenarkan dan pelakunya harus dihukum berat,” katanya kepada wartawan di Banjarmasin, baru-baru ini.
Di samping itu, Pemprov juga menggandeng pihak swasta pemegang HGU maupun pinjam pakai kawasan untuk membiayai program antisipasi yang dilaksanakan.
“Pengembangan aplikasi Asap Digital dari Polda Jambi dan Lancang Kuning hasil karya Polda Riau ini kan sangat bagus dalam upaya pencegahan. Di mana ketika muncul titik api langsung terdeteksi dan bisa dipadamkan segera agar tidak membesar,” jelasnya. (Sar)
