Sebuah Arti Minta Didukung

oleh -
oleh
Sebuah Arti Minta Didukung 1

Dayak Dews – Seseorang memberi kita pujian, sanjungan dan mungkin hadiah, artinya dia juga ingin diperhatikan dan dibalas. Itu salah satu wujud etika kehidupan. Tak peduli berapapun harga suatu tanda mata, yang penting itu nirnilai dari pemberian yang kita terima.

Entah mengapa pada tahun 2019 lalu, di Istana Bogor, Presiden Argentina Mauricio Macri, memberikan sebuah jersey timnas sepakbola negaranya, kepada Presiden Jokowi. Jersey yang bertuliskan nomor 10 dan nama Jokowi.

Apa sih arti dan harga sebuah jersey atau baju seragam? Mungkin kita tidak melihatnya dari situ. Jersey itu adalah identitas dan nama. Jersey Argentina itu memiliki ciri khas dan mudah untuk diingat. Bahkan garis-garis putih biru vertikal yang menjadi motifnya itu memberi kesan mendalam. Artinya langit biru dan awan putih menjadi citra abadi negeri paling selatan di benua Amerika itu.

Apakah Presiden Perancis pernah memberi Jokowi jersey negaranya juga? Belum. Tapi Argentina ingin agar Indonesia sekolah sepakbola ke negeri tarian Tango itu. Sudahlah, sepakbola itu spesialisasi kami, datanglah ke sini supaya sepakbola Indonesia itu bisa sehebat Argentina. Begitu mungkin, pesan hadiah baju kaos dari Macri pada Jokowi.

Sebuah Arti Minta Didukung 2

Negeri +54 itu diberi nama “Tanah Perak” oleh para pelaut dan kolonis Spanyol. Dari kata Latin Argentum (Ag). Seberapa banyak perak negeri itu, pasti besar sekali depositnya untuk diberi nama begitu. Merdeka pada tahun 1810 dari Spanyol, mata pencaharian utama warga negeri ini adalah aktif dalam pertanian dan peternakan sapi dan domba. Para imigran Italia memasuki Argentina pada akhir abad ke-19 dan menjadikan negeri itu campuran budaya Ibero-italia hingga kini.

Sepakbola sebagai olahraga dibawa oleh para pelaut dan pedagang dari Britania dan segera menjadi favorit pada awal abad ke-20. Piala Dunia pertama 1930 di Uruguay diikuti Argentina, di mana langsung jadi runner up kalah dari Uruguay.

Prestasi sepakbola negeri Perak selalu dipengaruhi oleh situasi politik dalam negeri. Itulah yang membuat konsistensi prestasi Raja Tango selalu tidak rutin juara dalam turnamen apapun. Beda dari tetangganya Brasil ataupun Uruguay.

Tapi mengherankan, Argentina justru juara dunia dua kali adalah saat negeri itu sedang kacau dan berperang. Tahun 1978 sebagai tuan rumah menaklukkan Belanda 3-1. Kedua, tahun 1986 di Meksiko, Argentina baru saja selesai perang lawan Inggris di Kepulauan Malvinas. Argentina mengalahkan Jerman Barat 3-2 di final Stadion Azteca Kota Meksiko.

Memori Indonesia atas sepakbola dunia itu lebih besar pada Argentina ketimbang pada Brasil. Karena siaran bola live pertama kali di TVRI tahun 1978 itu adalah menyaksikan keperkasaan trio Kempes, Ardiles, dan Pasarella. Jadi kecenderungan publik Indonesia selalu memilih Argentina jika tim itu ada di final sebuah turnamen.

Bagaimana dengan hubungan sepakbola Indonesia dengan Perancis? Kurang mesra, seperti kepada Argentina. Perancis itu musuh Belanda yang menjajah Hindia Belanda dulu, sehingga negeri Keju itu sangat jarang berhubungan dengan pengembangan sepakbola kita. Jadi wajar saja, Presiden Perancis manapun tidak ada yang pernah memberi hadiah jersey nasional pada kita. (Christian P. Sidenden, wartawan redaktur pada Dayak News online)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.