Oleh : Christian Sidenden (Redaktur Senior Dayak News)
Serangan atas pasangan Presiden dan Wakil Presiden terpilih seakan tidak berhenti. Padahal jelang pelantikan 20 Oktober, kurang dari sebulan lagi.
Kali ini sebuah “akun mummi” dibangkitkan yang bernama Fufufafa. Platformnya adalah aplikasi forum bernama Kaskus. Para netizen saat ini kurang akrab dengan Kaskus ini. Maklum saja, karena saat ini sudah jarang yang menggunakannya lagi.
Akun Fufufafa dikatakan menghina Presiden terpilih Prabowo dan keluarganya. Meskipun dari tampilan akun itu, berasal dari tahun-tahun 2015 dan 2016 lalu. Sudah sembilan tahun lalu. Kenapa itu bisa ditarik dari lemari arsip dan dibawa ke publik lagi?
Tentu saja, kembali lagi kita memikirkan, bahwa ada pihak yang masih belum bisa menerima kekalahan di Pilpres Februari lalu. Belum bisa move on. Masih mencari cara bagaimana pelantikan Presiden dan Wakil Presiden itu gagal atau setidaknya menciptakan kisruh baru.
Pada saat yang sama, di media-media sosial kini, ramai ditanyakan kemana si sumber munculnya logo “Peringatan Darurat” Garuda Pancasila berlatar biru? Si pencetus dikatakan raib tak kelihatan batang hidungnya sejak beberapa minggu ini. Pada saat Kaskus Fufufafa ini mencuat sepertinya bertepatan dengan “hilangnya” pencipta Garuda Darurat itu. Apa ini bukan suatu yang berhubungan atau kebetulan.
Fufufafa itu berasal dari fosil masalah Pilpres 2014 kemudian bersambung ke Pilkada DKI Jakarta 2017 hingga Pilpres 2019. Tentu saja, kalau kita tak lupa saat itu hampir tiap hari para netizen terbelah menjadi kubu-kubu “kampret” maupun “kecebong”. Suatu bangsa yang mengalami perang sipil di dunia maya.
Syukurlah, setelah Pilpres 2019 usai, Presiden terpilih Jokowi segera merangkul Prabowo. Bahkan menjadikannya menteri di jajaran kabinetnya. Setelah itu Jokowi-Prabowo tak terbendung untuk saling menopang. Dari kontestasi menjadi partnership. Sukses koalisi besar memenangkan Pilpres 2024.
Tentu saja, terhadap kesuksesan itu, tak sedikit pihak yang merugi. Ada yang terjepit uang pinjaman modal dan ada investor politik yang menagih janji. Mereka tentu tidak akan mau menerima kekalahan begitu saja. Hal inilah yang sesungguhnya melatari Kaskus Lawas Diungkit Lagi.
Kita akan terbiasa dengan gaya yang begitu beberapa waktu lamanya lagi. Sampai mereka bosan sendiri nanti. (*)
