Oleh: DPKP Kalimantan Selatan
Dayak News – Pada hari Jumat, 4 Oktober 2024, udara sore Bali yang hangat menyambut kedatangan para petani millenial dari Kalimantan Selatan di Bandara Ngurah Rai. Mereka, sebanyak 16 petani muda dari 10 kabupaten/kota, dengan langkah penuh semangat memulai perjalanan studi tiru ini. Berada di bawah naungan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan, mereka datang dengan satu tujuan: mempelajari inovasi dan praktik terbaik di dunia pertanian organik dan pariwisata agro yang berkembang pesat di Bali. Di sela-sela kepadatan aktivitas, terselip harapan besar untuk membawa transformasi nyata bagi pertanian di kampung halaman mereka.
Selepas tiba di Bali, malam itu para peserta langsung diantar menuju hotel untuk beristirahat. Namun, suasana keakraban segera terjalin ketika mereka duduk bersama menikmati makan malam. Di tengah gurauan ringan, terbesit antusiasme akan apa yang akan mereka hadapi keesokan harinya. Pertanian dan pariwisata kini bukan lagi hanya tentang tanah dan tanaman, tetapi tentang peluang ekonomi yang menjanjikan. Di balik keindahan alam Bali yang memikat, para petani millenial ini menemukan dorongan baru untuk berinovasi di ladang mereka.
Hari Sabtu, 5 Oktober 2024, menjadi pembuka yang penuh inspirasi. Pagi yang cerah dimulai dengan sarapan di hotel, sebelum rombongan berangkat menuju Desa Gobleg, pusat pelatihan pertanian yang terkenal dengan sistem pertanian organiknya. Gobleg, yang berada di wilayah Kabupaten Buleleng, telah menjadi ikon bagi generasi petani muda melalui inisiatif Petani Muda Keren (PMK). Di sini, para peserta disambut hangat oleh komunitas setempat. Gabungan antara semangat pertanian modern dan keindahan alam pedesaan Bali yang memukau menciptakan suasana yang tidak hanya edukatif, tetapi juga memikat.
Acara pembukaan di PMK Gobleg membawa para petani millenial langsung ke jantung inovasi pertanian organik. Mereka dipandu melalui sesi pengenalan tentang teknik budidaya hortikultura organik, sebuah pendekatan yang sangat ramah lingkungan dan efisien. Pertanian kini bukan sekadar menanam dan memanen, melainkan tentang bagaimana mengelola sumber daya alam secara bijaksana agar berkelanjutan. Tanah Bali, dengan segala keajaibannya, menjadi saksi dari pengetahuan baru yang mereka serap.
Setelah sesi teori, giliran praktek on-farm yang menantang. Para peserta diajak langsung ke ladang stroberi di PMK Bali Buyan Berry. Di sini, mereka belajar bagaimana mengelola tanaman stroberi dari proses awal hingga panen dengan sistem yang lebih terstruktur dan terencana. Tidak hanya sekedar melihat, para petani millenial ini juga diberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam proses penanaman, memupuk keterampilan baru yang akan mereka bawa pulang.
Tak hanya tentang pertanian, konsep pariwisata agro juga menjadi pusat perhatian. Bali telah lama dikenal sebagai destinasi wisata, tetapi dengan inovasi pertanian yang mengedepankan eco-farming, pariwisata juga ikut berkembang melalui agrowisata. Desa Gobleg menjadi contoh sempurna bagaimana pertanian bisa diintegrasikan ke dalam sektor pariwisata, menciptakan peluang ekonomi baru sekaligus mempromosikan kelestarian lingkungan. Para peserta belajar bagaimana menggabungkan potensi pertanian dengan daya tarik wisata, sehingga menciptakan paket yang tak hanya menarik bagi turis, tetapi juga mendukung ekonomi lokal.
Diskusi sore itu ditutup dengan penuh optimisme. Para petani millenial merasakan bahwa mereka bukan hanya belajar tentang teknik bertani, tetapi juga bagaimana bertani dengan visi yang lebih luas. Pertanian organik yang digabungkan dengan potensi pariwisata memberi mereka pandangan baru tentang apa yang mungkin mereka capai di Kalimantan Selatan. Dengan bekal inspirasi ini, mereka mengakhiri hari dengan perasaan puas dan semangat yang tak terbendung.
Hari pertama dan kedua perjalanan ini tidak hanya membuka wawasan baru, tetapi juga menanamkan mimpi-mimpi besar di hati para petani millenial. Bali, dengan kekayaan alamnya, menjadi panggung pembelajaran yang penuh makna. Pertanian, pariwisata, dan inovasi kini bukan lagi hanya sekedar konsep, tetapi menjadi langkah nyata yang siap mereka wujudkan di tanah Kalimantan Selatan. Petani muda ini kembali ke hotel dengan semangat yang menyala, siap menghadapi hari-hari berikutnya dengan semangat transformasi yang kuat. (*)