AKSES SUNGAI SEBAGAI TEMPAT MENCARI NAFKAH TERTUTUP RIMBUNNYA PANDAN BERDURI, WARGA SABANGAU INISIATIF BERSIHKAN JALUR SUNGAI

oleh -
AKSES SUNGAI SEBAGAI TEMPAT MENCARI NAFKAH TERTUTUP RIMBUNNYA PANDAN BERDURI, WARGA SABANGAU INISIATIF BERSIHKAN JALUR SUNGAI 1
Puluhan warga Kelurahan Keren Bangkirai Kecamatan Sebangau yang menggantungkan hidup dari Sungai Hitam Sebangau, belum lama ini mereka bergotong royong membersihkan jalur sungai Sebangau.

Palangka Raya (Dayak News) – Puluhan warga Kelurahan Keren Bangkirai Kecamatan Sebangau yang menggantungkan hidup dari Sungai Hitam Sebangau, belum lama ini mereka bergotong royong membersihkan jalur sungai Sebangau.

Warga yang 80 Persen berprofesi sebagai Nelayan, motoris kapal dan kelotok, dan pemancing bergotong royong bersihkan jalur sungai Sabangau, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah yang tertutup tanaman rasau atau pandan berduri.

Hal tersebut dibenarkan oleh Warga sekitar bernama Adi Bara Bere yang ikut berpartisipasi dalam gotong royong membersihkan jalur sungai sabangau tersebut..

Dari informasi yang diterima dayaknews.com bahwa dari hasil pantauan warga yang sering lalu lalang menggunakan jalur sungai, ada sejumlah titik tumbuhan yang menutup sungai dengan total berjumlah 11 titik.

“Untuk lokasi seluruhnya berada pada sungai Sabangau dari Dermaga Kereng Bangkirai sampai dengan Pondok Nelayan Mangkok,” papar Adi Bara Bere.

Lanjutnya, Pembersihan Pertama Jalur tersebut dimulai pada 16 Juni 2023 lalu, yang mana sempat dibersihkan di 4 sampai dengan 5 titik oleh masyarakat gabungan.

AKSES SUNGAI SEBAGAI TEMPAT MENCARI NAFKAH TERTUTUP RIMBUNNYA PANDAN BERDURI, WARGA SABANGAU INISIATIF BERSIHKAN JALUR SUNGAI 2

Selain itu, masyarakat juga dibantu oleh pihak Taman Nasional Sabangau dan mitra kerja Borneo Nature Foundation pada titik-titik terdekat hingga sekitar wilayah perupuk tunggal disekitar sungai Bakung.

Adi menjelaskan penyebab utama tanaman rasau atau pandan berduri menutupi akses para nelayan dan warga karena disebabkan kondisi air terus menerus mengalami penurunan, sehingga sisi sungai yang biasanya dapat dilewati untuk menghindari tutupan tumbuhan, saat ini kering dan tidak dapat dilalui.

Alhasil satu-satunya jalan adalah dengan membuka tumbuhan penutup ini dari sisi dalam, kemudian pada tengah sungai yang tebalnya bervariasi antara 20 meter hingga 60 meter.

BACA JUGA :  GANDENG KEPOLISIAN DAN KALTENG 22 PEDULI, ERP LAKSANAKAN HUT KE 6 DENGAN SEDERHANA

“Pampanan atau tumbuhan yang menutupi jalur Sungai Sabangau ini memang ada sepanjang tahun, saat air tinggi bergerak alami dan tertahan disatu titik sehingga akumulasi tumpukan inilah yang membuat sulit dilewati,” jelasnya.

Saat air tinggi, masyarakat nelayan pengguna sungai dapat dengan mudah melewati sisinya atau jalan pintas dengan perahu kecil namun saat surut alur sungailah yang menjadi satu-satunya akses.

Masyarakat telah melakukan kerja gotong royong membersihkan tumbuhan penutup sungai ini selama 4 hari. pembersihan kedua ini telah dimulai pada Minggu (02/07/2023) dan sampai saat ini pun masih dilakukan.

“Titik-titik pembersihan pada lokasi atau titik yang akumulasi tumbuhan penutupnya tebal yakni di Sekitar Sungai Bakung, Sub Daerah Aliran Sungai Sabangau,” jelasnya. (AJn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.