Palangka Raya (Dayak News) – Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalteng (antara Januari sampai Maret 2022) berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Triwulan I 2022 sebesar Rp46,1 Triliun dan atas dasar harga konstan 2010 sebesar Rp26,4 Triliun.
Jika dicerminkan pertumbuhan ekonomi Kalteng antara Triwulan I 2022 kepada Triwulan I 2021 maka terjadi pertumbuhan sebesar 7,32 persen. Dari sisi produksi maka sumbangan terbesar dari pertumbuhan dicatat berasal dari sektor lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian yaitu berkontribusi sebesar 26,80 persen. Sedangkan dari segi pengeluaran maka sektor Ekspor Komponen Barang dan Jasa yang mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 14,76 persen. Demikian antara lain Berita Resmi Statistik (BRS) yang disampaikan oleh Kepala Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng Eko Marsoro, secara daring, Senin (9/5) siang dari kantornya di Jalan Pierre Tendean, Palangka Raya.

Dalam Triwulan I 2022 dicatat pula, oleh Eko Marsoro terdapat beberapa peristiwa ekonomi, seperti pasokan/produksi barang domestik meningkat. Kegiatan industri terlihat mengalami peningkatan dan juga penjualan mobil dan sepeda motor meningkat signifikan.
Hal ini turut meningkatkan pula pergerakan ekonomi di sektor transportasi baik dari darat, laut dan udara. Sementara itu dari sudut Administrasi Pemerintahan, realisasi belanja pegawai turun oleh akibat pemberhentian Tenaga Kontrak (Tekon) dan juga belum diterimanya Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) Aparatur Sipil Negara yang terjadi dalam kurun waktu ditinjau.
Dari sisi Jasa Kesehatan diketahui telah 90 persen vaksinasi Covid-19 yang diterima dan 15 persen untuk anak-anak hingga Maret 2022. Catatan lain juga adalah terjadi juga peningkatan jumlah pengunjung tempat hiburan dan bioskop dibanding tahun sebelumnya saat masih pandemi menggejala.
Pada kurun waktu yang ditinjau catatan dari sektor pengeluaran, oleh Kepala BPS Kalteng diberikan antara lain terjadinya peningkatan Konsumsi Rumah Tangga yang dipicu oleh kenaikan di subkomponen transportasi, komunikasi dan perumahan meskipun terjadi penurunan pada konsumsi makanan dan minuman secara triwulan ke triwulan sebelumnya. (CPS)