Palangka Raya (Dayak News) Dari 90 kota pantauan IHK nasional, 58 kota mengalami inflasi dan 32 kota deflasi selama Maret 2021. Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura (1,07 persen) dan deflasi tertinggi di Bau-bau (0,99 persen).
Palangka Raya menempati peringkat ke-31 kota inflasi di tingkat nasional, sedangkan Sampit menempati peringkat ke-55.
Inflasi di Palangka Raya (0,18 persen) dipengaruhi oleh peningkatan indeks harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau (0,75 persen), kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran (0,13 persen), serta kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya (0,08 persen).
Inflasi di Sampit (0,04 persen) dipengaruhi oleh peningkatan indeks harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau (0,85 persen), kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran (0,39 persen), serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,11 persen).

Berdasarkan dua kota acuan (Palangka Raya dan Sampit), Kalimantan Tengah mengalami inflasi (0,12 persen), laju
inflasi tahun kalender (0,42 persen), dan tingkat inflasi tahun ke tahun (1,01 persen).
Kelompok bahan makanan, minuman, dan tembakau masih mendominasi perkembangan indeks harga, baik di Palangka Raya maupun di Sampit.
Komoditas cabai rawit, rokok kretek filter dan bawang putih menjadi komoditas pemicu inflasi yang terjadi di kedua kota.
Sementara penurunan harga emas perhiasan menjadi instrumen reduktif terhadap kenaikan indeks harga secara umum di kedua kota. Andil tarif angkutan udara pun masih berpengaruh signifikan terhadap perubahan indeks harga di kedua kota.
Demikian berita resmi statistik Kamis (1/4), yang disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, Eko Marsoro, melalui daring. (CPS)