Kasongan, (Dayak News) – Sekretaris Daerah Kabupaten Katingan, Pransang meminta semua organisasi perangkat daerah (OPD) jangan sembarangan memilih aplikasi elektronik guna menunjang pekerjaan. Menurut dia, banyak aplikasi yang tak dimanfaatkan, padahal untuk mengembangkannya membutuhkan dana hingga ratusan juta rupiah.
“Harus dipilah dan dipilih serta melibatkan Dinas Komunikasi dan Informasi sebagai leading sektor,” ungkapnya saat membuka Pelatihan Government Transformation Academy (GTA) di Aula Pertemuan Bappelitbang, Senin (10/4/2023).
Lebih lanjut, dirinya meminta semua OPD untuk melakukan evaluasi terhadap aplikasi yang sudah ada. Keinginannya, aplikasi itu bisa dimanfaatkan secara maksimal.
“Seperti aplikasi yang ada di Kabupaten Tetangga, bisa kita amati, tiru dan dimodifikasi agar dapat optimal dalam menunjang pekerjaan,” tandasnya.

Iapun berharap, dengan pelatihan tersebut akan meningkatkan kompetensi ASN dalam bidang komunikasi dan informasi guna mempercepat transformasi digital ditingkat pemerintah daerah. Disisi lain akan mewujudkan pilar masyarakat cerdas dalam rangka menuju smart city di Kabupaten Katingan.
“Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepakatan antara Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kominfo dan Pemerintah Daerah Kabupaten Katingan tentang peningkatan kapasitas sumber daya manusia bidang komunikasi dan informatika,” ujarnya.
Ditempat sama, Kepala Dinas Komunikasi, Informasi, Statistik dan Persandian Kabupaten Katingan, Wim Ngantung mengatakan, pelatihan GTA dilaksanakan selama 4 hari terhitung tanggal 10 April 2023 dengan jumlah peserta 77 orang dari semua OPD di Kabupaten Katingan. Dalam pelaksanaannya, kegiatan terbagi menjadi dua kelas yakni Fasilitator Pembelajaran Digital dan Manajemen Resiko Sistem Pemeritahan Berbasis Elektronik (SPBE).
“Pelaksanaan pelatihan GTA ini sebagai komitmen kami mewujudkan salah satu pilar smart city yakni pilar smart people dan sistem pemerintahan berbasis elektronik yang berkualitas,” jelasnya.
Secara khusus, kata dia tujuan dari kegiatan adalah terlaksananya pelatihan fasilitator pembelajaran untuk guru SD, SMP, SMA/ SMK guna meningkatkan kompetensi siswa didik dalam memanfaatkan aplikasi yang akhirnya sangat berguna untuk mengembangkan kelas on line dan interaktif.
Selanjutnya, memberikan pelatihan bagi ASN tentang manajemen resiko SPBE yang bertujuan memberikan pemahaman dan pendekatan sistematis yang meliputi proses, pengukuran, struktur dan budaya untuk menentukan tindakan terbaik terhadap resiko SPBE.
Untuk diketahui, Berdasarkan hasil survei Kementerian Kominfo, sebesar 77 persen penduduk Indonesia menggunakan teknologi aplikasi Berbasis internet. Bilamana dikalikan dengan jumlah penduduk saat ini, maka 210 juta penduduk Indonesia ketergantungan terhadap internet atau perangkat digital. (Dan)