Oleh : Said Kamal “Dewak” S.Sos
Melalui kehadiran aplikasi OMI, saya, Said Kamal S.Sos, akhirnya menemukan seorang wanita yang baik dan solehah. Wanita yang lugu dan patuh pada setiap perkataan. Tidak pernah saya menyangka, bahwa dengan membuka aplikasi OMI, saya akan dipertemukan dengan seorang yang istimewa. Sepertinya ada dorongan hati dari Allah SWT untuk mencoba aplikasi ini, meski sebelumnya saya tidak pernah menggunakan aplikasi pencarian jodoh. Pengalaman ini menunjukkan bahwa teknologi yang semakin canggih turut mengubah cara kita berkenalan untuk mencari pasangan hidup.
Saya pertama kali mengenal aplikasi OMI dari seorang kawan. Mereka sering berbicara tentang chat di aplikasi tersebut, dan saya penasaran bagaimana bisa berkenalan dengan wanita melalui HP. Atas saran teman, saya mendownload aplikasi OMI dari Play Store pada bulan Juni 2023. Setelah menginstal, saya langsung disuguhkan nama-nama wanita yang juga mencari jodoh. Aplikasi OMI menjadi wadah bagi para janda dan duda untuk mencari pasangan hidup di masa depan. Meski awalnya saya tidak sering bermain aplikasi ini karena merasa kurang yakin dengan keaslian orang-orang di dalamnya.
Namun, pada bulan September saya mulai serius menggunakan aplikasi ini untuk mencari jodoh. Saya mulai berkenalan dengan beberapa wanita, tetapi belum ada yang benar-benar menarik hati saya. Banyak wanita di aplikasi tersebut yang lebih mengedepankan materi dan kesenangan. Sementara saya, sudah ingin serius mencari sosok wanita yang bisa menuntun saya ke jalan yang lebih baik.
Lambat laun, saya mulai bosan dengan aplikasi ini karena belum menemukan wanita yang cocok. Namun, Allah memiliki rencana lain. Pada pertengahan Desember 2023, saya kembali tergerak untuk mencoba aplikasi OMI. Tidak disangka, pada tanggal 26 Desember saya berkenalan dengan seorang wanita bernama UNA. Aplikasinya tidak menunjukkan wajah asli, hanya ilustrasi wanita. Meski sempat ragu, saya tetap melanjutkan perkenalan dan Alhamdulillah, UNA merespon dengan lembut dan ramah.
Kami pun bertukar nomor HP dan mulai berkenalan melalui WhatsApp. Saya meminta untuk video call guna memastikan identitasnya. Ternyata, UNA adalah wanita yang memakai jilbab, dengan wajah malu-malu dan lugu. Wajahnya berseri seperti “Bidadari Surga”. Kami terus berkenalan dan akhirnya UNA jujur mengungkapkan nama aslinya, Esih Kurnaesih. Dia seorang single mom dengan tiga anak, wanita yang rajin sholat dan memiliki sifat keibuan.

Mendengar cerita hidupnya yang penuh fenomena dan pengalaman pahit dalam pernikahan pertama, saya semakin jatuh hati. Saya merasa Esih adalah wanita yang tepat untuk saya, yang bisa menuntun saya menuju jalan kebenaran. Kami terus berkomunikasi dengan saling memberikan semangat satu sama lain. Hingga akhirnya, saya mengutarakan isi hati saya kepada Esih. Meskipun awalnya dia menolak karena merasa terlalu cepat, akhirnya setelah dua minggu, dia menerima cinta saya dan kami resmi berpacaran.
Sejak saat itu, saya berhenti menggunakan aplikasi OMI dan fokus pada hubungan dengan Esih. Kami selalu berkomunikasi dengan penuh kasih sayang dan perhatian. Kami bahkan sepakat untuk memanggil satu sama lain dengan sebutan Abah dan Ummi setelah menikah nanti. Saya juga menerima anak-anaknya seperti anak kandung saya sendiri.
Namun, setelah lima bulan, hubungan kami menghadapi masalah. Esih memutuskan hubungan secara tiba-tiba, meninggalkan saya dengan pertanyaan dan kebingungan. Meskipun kami sudah tidak berkomunikasi, hati saya masih percaya bahwa dia adalah jodoh saya. Saya yakin bahwa hubungan kami sedang diuji kesetiaannya oleh Allah.
Saya berdoa kepada Allah agar kami dipersatukan kembali. Saya merasa bahwa meskipun saya memiliki masa lalu yang kelam, saya berhak mendapatkan seorang wanita solehah yang bisa menuntun saya menuju jalan kebenaran. Saya berharap bahwa Esih adalah wanita yang akan membawa saya menuju pintu surga.
Saya percaya bahwa tugas saya adalah mencari, mengejar, dan menyayangi Esih, dan sisanya saya pasrahkan kepada Allah. Semoga Allah menyatukan hati kami kembali dan kami bisa bersama menuju surga-Nya. I Love You…